KOMPAS.com – Jumlah kasus virus corona, yang pertama kali ditemukan akhir tahun 2019, sampai dengan saat ini masih menunjukkan peningkatan.
Mengutip data Worldometers, Minggu (30/8/2020) pagi, jumlah kasus Covid-19 global sudah mencapai 25.140.756.
Adapun, dari jumlah tersebut, yang meninggal dunia sebanyak 845.521 dan yang telah sembuh sebanyak 17.479.038.
Berikut ini 10 negara dengan jumlah kasus terbanyak di dunia:
Berikut ini berbagai pembaruan seputar virus corona di seluruh dunia:
Otoritas di Istanbul, Turki, akan mengeluarkan larangan mengadakan pesta pernikahan dan upacara lain yang diselenggarakan di dalam ruangan.
Pengumuman tersebut keluar setelah jumlah kasus dan kematian akibat virus meningkat secara nasinal selama dua pekan.
“Mulai Senin, pernikahan dalam ruangan, pesta pertunangan dan upacara sunat akan dilarang,” ujar Gubernur Istanbul dalam sebuah pernyataan dikutip dari Al Jazeera.
Adapun anak-anak dan orang berusia di atas 60 tahun akan dilarang ikut dalam upacara luar ruangan yang saat ini masih berlangsung.
Baca juga: Angka Kasus Corona di Jawa Tengah Disorot, Seberapa Mengkhawatirkan?
India akan memberikan sejumlah pelonggaran atas kebijakan penguncian.
Di antaranya, negara itu akan membuka kembali jaringan kereta bawah tanah dan mengizinkan olahraga maupun acara keagamaan dalam jumlah terbatas.
Pelonggaran itu akan dimulai bulan depan, bahkan jika nantinya kasus virus melonjak.
Jaringan kereta api adalah jalur kehidupan bagi jutaan orang di ibu kota New Delhi.
Kementerian Dalam Negeri Federal India menyebut pembukaan akan dilakukan tepatnya mulai 7 September 2020.
Acara sosial, akademik, olahraga, dan keagaamaan akan diizinkan maksimal 100 orang mulai 21 September.
Baca juga: Daftar 32 Daerah di Indonesia yang Berstatus Risiko Tinggi Covid-19
Para peneliti di Nevada mengidentifikasi adanya kasus infeksi virus corona ulang di Amerika Serikat.
Laporan tersebut serupa yang dilaporkan awal pekan ini dari Hong Kong dan Eropa.
Pasien di AS itu merupakan seorang pria berusia 25 tahun dengan gejala Covid-19 ringan yang diidentifikasi positif awal pada bulan April.
Ia kemudian dinyatakan pulih setelah dites negatif dua kali. Namun, pada Juni, pasien tersebut kembali dinyatakan positif Covid-19.
Pada infeksi keduanya ia jauh lebih sakit dengan penumonia yang membutuhkan rawat inap dan perawatan oksigen.
Temuan tersebut sejauh ini belum dipublikasikan atau ditinjau ilmuwan lain, tetapi diunggah di sebuah situs penelitian.
Para ilmuwan di Universitas Nevada dan Lab Kesehatan Masyarakat Nevada mengatakan dapat membuktikan bahwa 2 infeksi yang terjadi pada pasien tersebut berbeda secara genetik satu sama lain.
“Kasus tersebut harus memperkuat pikiran kita bahwa tidak ada yang namanya, sebagai kekebalan terhadap virus. Bahkan jika Anda sudah mengidapnya,” ujar Mark Pandori, Direktur Laboratorium Kesehatan Masyarakat Negara Bagian Nevada.
Sementara itu, pembaruan lain dari AS yakni kebanyakan negara bagian menolak panduan baru Covid-19 dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengenai tidak diperlukannya lagi tes pengujian pada mereka yang bergejala.
Puluhan ribu orang di Berlin, Jerman, yang melakukan unjuk rasa memprotes pembatasan terkait virus corona dibubarkan polisi.
Hal itu karena peserta demonstrasi melanggar persyaratan perlindungan terhadap virus yang ditetapkan.
Para pengunjuk rasa sendiri datang berdemo dengan menyampaikan beragam keluhan dan spanduk yang menyatakan penolakan mereka terhadap vaksinasi, masker wajah dan pemerintah Jerman secara umum.
Sebelumnya, pengadilan regional Jerman telah memberikan lampu hijau bagi demonstrasi massal di Berlin tersebut.
Baca juga: Tingginya Kasus Covid-19 Jakarta Empat Hari Berturut-turut...
Negara tetangga Indonesia, Malaysia, telah memperpanjang beberapa larangan pergerakan selama pandemi.
Termasuk, larangan bagi masuknya wisatawan asing hingga akhir tahun.
Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mengatakan, dalam sebuah pidato, kasus global virus telah meningkat.
Menurutnya, Malaysia juga telah melihat kasus kumpulan virus yang sporadis meskipun situasi di negara itu terkendali.
Malaysia setidaknya mencatat lebih dari 9.000 kasus Covid-19 dengan 125 kematian.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.