Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penanganan Covid-19 di Indonesia Dinilai Kurang Berhasil, Ini Alasannya...

Kompas.com - 24/08/2020, 08:31 WIB
Nur Fitriatus Shalihah,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Kasus Covid-19 di Indonesia masih terus bertambah dari hari ke harinya. Pada Minggu (23/8/2020), ada 2.032 kasus baru yang dilaporkan.

Hal tersebut membuat total kasus Covid-19 di Indonesia menjadi 153.535 kasus dengan 107.500 orang sembuh dan 6.680 meninggal.

Baca juga: Uji Klinis Fase 3 Baru Dimulai, Kenapa 50 Juta Bulk Vaksin Covid-19 Sudah Mulai Diterima November?

Masih terus bertambahnya kasus menimbulkan pertanyaan bagaimana penanganan Covid-19 di Indonesia?

Menurut epidemiolog UGM Bayu Satria Wiratama, pemerintah dinilai kurang berhasil dalam penanganan Covid-19.

"Dua kata, kurang berhasil," katanya pada Kompas.com, Minggu (23/8/2020).

Bayu menjelaskan, ada banyak hal yang membuatnya mengatakan demikian.

Baca juga: Ramai Tagar Indonesia Terserah, Apakah Tenaga Medis Menyerah?

 

Pertama kegagalan pemerintah menyampaikan pesan pencegahan Covid-19.

"Kita bisa lihat pemerintah memang menyampaikan pesan pake masker, jaga jarak, dan cuci tangan tapi tidak terlihat pada banyak acara yang dilakukan pemerintah pusat," kata dia.

Hal tersebut, menurutnya, membuat masyarakat akhirnya menirukan atau melakukan hal yang sama, yakni tidak memakai masker dan lain sebagainya.

Lalu ketidakberhasilan pemerintah pusat dalam meningkatkan testing, isolasi, dan contact tracing.

Baca juga: PT KAI Sediakan Layanan Rapid Test di 12 Stasiun, Ini Daftarnya...

 

Para petugas pemulasaraan jenazah RSUD Soekardjo Tasikmalaya, memprotes dana insentif covid-19 belum cair dengan cara menuliskan kata-kata sindiran di hazmat yang dikenakannya, Kamis (20/8/2020).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Para petugas pemulasaraan jenazah RSUD Soekardjo Tasikmalaya, memprotes dana insentif covid-19 belum cair dengan cara menuliskan kata-kata sindiran di hazmat yang dikenakannya, Kamis (20/8/2020).

Selain itu ketidakberhasilan pemerintah pusat dalam memantau dan membantu pemerintah daerah menangani Covid-19. Namun menurut Bayu hukuman atau sanksi untuk masyarakat yang melanggar tidak terlalu urgent.

"Hukuman itu tidak begitu urgent, yang penting pesannya disampaikan dengan benar dan konsisten," kata Bayu.

Bayu juga menyoroti target testing pemerintah yang tidak tercapai.

"Katanya mau meningkatkan kapasitas testing 10.000 per hari tapi sampai saat ini tidak tercapai," ujarnya.

Baca juga: Saat WHO Peringatkan tentang Bahaya Nasionalisme Vaksin...

Pemerintah harus konsisten

Bayu mengatakan, sebaiknya pemerintah lebih konsisten dalam menyampaikan pesan.

Tak hanya dengan iklan, tapi masyarakat butuh konsistensi dari semua orang pemerintahan untuk menggunakan masker.

"Tidak ada lagi presiden atau siapapun foto enggak pakai masker, bicara enggak pakai masker," katanya.

Baca juga: Indonesia Terserah, Ekspresi Kekecewaan, dan Bentuk Protes kepada Pemerintah...

Penumpang kereta api saat di cek suhu di Stasiun Tawang Semarang.KOMPAS.com/RISKA FARASONALIA Penumpang kereta api saat di cek suhu di Stasiun Tawang Semarang.

Bagaimana Indonesia jika dibanding negara lain?

Bayu mencontohkan Singapura sebagai salah satu negara yang sudah terkontrol.

Meski masih ada sedikit penambahan kasus, pemerintah melakukan tes dan tracing dengan cepat dan massif, sehingga cepat terkontrol.

Baca juga: Vaksin Corona dari Oxford Dinilai Aman, Dijanjikan Siap pada September

Sedangkan di Indonesia, dari satu kasus saja, jumlah yang di-tracing masih sedikit. Belum lagi yang dites.

"Akhirnya kontaknya banyak yang lepas dan menimbulkan penularan baru. Akan selesai ketika mayoritas sudah pernah kena dan timbul kekebalan, atau ada vaksin," kata Bayu.

Sementara itu jika penanganan Covid-19 di Indonesia masih tidak ada perbaikan, dia hanya berharap vaksin segera ditemukan.

"Harapannya pada vaksin kalau melihat penanganan yang segini segini saja," imbuh dia.

Baca juga: WHO Tegaskan Vaksin Covid-19 Tak Akan Tersedia Sebelum Akhir 2021

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Tingkat Risiko Kegiatan pada Masa Pandemi Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

8 Latihan yang Meningkatkan Keseimbangan Tubuh, Salah Satunya Berdiri dengan Jari Kaki

Tren
2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

2 Suplemen yang Memiliki Efek Samping Menaikkan Berat Badan

Tren
BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

BMKG: Inilah Wilayah yang Berpotensi Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 12-13 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG 11-12 Mei | Peserta BPJS Kesehatan Bisa Berobat Hanya dengan KTP

Tren
Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com