Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Yang Perlu Diketahui soal Happy Hypoxia, Dialami Pasien Covid-19 Termasuk di Indonesia

Kompas.com - 20/08/2020, 12:03 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Dari 58 petugas itu, 22 di antaranya memberikan tanggapan.

Baca juga: 3 dari 7 Pasien Covid-19 yang Meninggal di Banyumas Alami Happy Hypoxia

Selanjutnya, penelitian dilakukan terhadap 16 pasien Covid-19 dengan tingkat oksigen sangat rendah, yaitu 50 persen.

Setelah menganalisis data, penulis menyimpulkan bahwa banyak kasus hypoxemia dapat dijelaskan melalui ilmu pernapasan konvensional.

"Beberapa mekanisme patofisiologis bertanggung jawab atas sebagian besar kasus, termasuk penilaian awal kadar oksigen pasien dengan oksimeter denyut," jelas dia.

"Meskipun oksimeter denyut sangat akurat saat pembacaan oksigen tinggi, ia justru secara nyata membesar-besarkan tingkat keparahan rendahnya kadar oksigen saat pembacaan oksigen rendah," kata Dr Tobin.

Faktor lainnya, menurut Dr Tobin, bagaimana otak merespons tingkat oksigen yang rendah itu.

Ketika kadar oksigen turun pada pasien Covid-19, otak tidak merespons sampai oksigen turun ke tingkat yang sangat rendah.

Selain itu, ia menemukan bahwa lebih dari setengah pasien memiliki kadar karbondioksida yang rendah, sehingga mengurangi dampak rendahnya kadar oksigen.

"Dimungkinkan juga bahwa virus corona melakukan tindakan aneh pada tubuh saat kadar oksigen rendah," kata Dr Tobin.

Temuan tersebut telah diterbitkan dalam American Jornal of Respiratory and Critical Care Medicine.

Baca juga: Warganya Meninggal karena Covid-19, Alami Happy Hypoxia, Bupati Banyumas: Orangnya Kelihatan Gembira, Tak Batuk Pilek

Masih jadi tanda tanya

Kendati demikian, penelitian lanjutan dibutuhkan untuk mengetahui misteri happy hypoxia pada pasien virus corona.

Sebelumnya, Dokter spesialis paru yang juga Ketua Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI), Agus Dwi Susanto, membenarkan kondisi happy hypoxia syndrome juga ditemukan pada pasien positif Covid-19 di Indonesia.

Ia mengatakan, happy hypoxia diawali dengan peradangan paru-paru atau pneumonia yang membuat perputaran oksigen terganggu. 

"Pengalaman saya sebagai dokter paru yang juga merawat pasien Covid-19, ternyata memang kasus-kasus pasien dengan happy hypoxia itu memang terjadi," kata Agus, seperti diberitakan Kompas.com, 12 Agustus 2020.

Menurut dia, masih menjadi tanda tanya mengapa pasien Covid-19 terlihat normal saat mengalami happy hypoxia.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com