Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amonium Nitrat Sebabkan Ledakan Lebanon, Negara Mana yang Masih Menyimpan?

Kompas.com - 11/08/2020, 20:25 WIB
Mela Arnani,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Ledakan hebat di Beirut, Lebanon minggu lalu telah menyita perhatian dunia di tengah pandemi virus corona yang terjadi.

Ledakan yang menghancurkan pelabuhan Beirut tersebut disebutkan lantaran ribuan ton amonium nitrat yang tersimpan di sebuah gudang di pelabuhan.

Peristiwa ini pun memunculkan pertanyaan tempat penyimpanan bahan kimia tersebut selain di Beirut.

Melansir BBC, setidaknya lima negara lain tercatat juga menyimpan amonium nitrat. Yaitu di India, Yaman, Irak, Australia, dan Inggris.

Baca juga: Ada 2.750 Ton Amonium Nitrat di Lokasi Ledakan Beirut, Lebanon

India

Hampir sebanyak 740 ton amonium nitrat tersimpan di 37 peti kemas. Peti kemas ini berjarak 700 meter atau setengah mil dari daerah pemukiman, sekitar 20 km di luar Chennai, salah satu kota besar di India.

Dikabarkan, amonium nitrat ini telah tersimpan selama lima tahun.

Pihak berwenang di negara bagian selatan Tamil Nadu telah mengambil langkah secara hukum untuk melawan perusahaan yang menyimpan bahan pembuatan pupuk atau peledak ini.

Perusahaan penyimpan amonium nitrat ini melakukan impor dari Korea Selatan, dengan tujuan pertanian pada 2015. Tapi, bea cukai menolak impor tersebut.

Investigasi pun dilakukan dan mengungkapkan bahwa perusahaan memiliki substansi di bawah lesensi yang tidak valid dan menjualnya ke pihak swasta yang bergerak di bidang pertambangan.

Sebagian kecil bahan kimia dibuang setelah rusak akibat banjir yang berlangsung pada 2015.

Sementara itu, sebanyak 697 ton sisanya kini telah dilelang dan diangkut ke negara bagian tetangga, yakni Telangana.

Baca juga: Bagaimana Cara Amonium Nitrat Dapat Menciptakan Ledakan di Lebanon?

Yaman

Jaksa Agung di Yaman telah memerintahkan penyidikan atas laporan media yang menyebutkan bahwa lebih dari 100 kontainer amonium nitrat disimpan di pelabuhan selatan Aden.

Media mengatakan, bahan kimia tersebut telah diimpor tiga tahun lalu dan disita oleh pasukan pimpinan Saudi yang mendukung pemerintah yang diakui PBB.

"Pasukan yang dikerahkan di pelabuhan bertanggung jawab untuk menyimpan kargo berbahaya ini, termasuk 4.900 ton amonium nitrat yang disimpan di 130 kontainer pengiriman," kata Gubernur Aden Tariq Salam.

Tapi, perusahaan Pelabuan Aden Teluk Yaman mengelak dan menyampaikan bahwa kontainer tersebut sebenarnya digunakan untuk menyimpan urea organik sebagai pupuk pertanian.

"Mereka bukan bahan peledak atau radioaktif, dan tidak dilarang untuk mengelola atau menyimpannya," ujar perusahaan itu.

Irak

Pemerintah Irak telah memerintahkan peninjauan secepat mungkin terhadap bahan berbahaya  di pelabuhan dan bandara.

Hasilnya, mereka menemukan amonium nitrat telah disimpan di Bandara Internasional Baghdad.

"Direktorat Teknik Militer Kementerian Pertahanan Irak dengan aman mengangkut bahan-bahan yang sangat berbahaya dari bagian kargo udara di Bandara Baghdad ke tujuan mereka, gudang Direktorat Teknik Militer," kata seorang pejabat militer dalam cuitan Twitter pada 9 Agustus 2020.

Baca juga: Sepekan Ledakan Lebanon, Apa Saja Fakta yang Diketahui Sejauh Ini?

Australia

Sebelum ledakan besar di Beirut terjadi, orang-orang di Newcastle, New South Wales telah meminta timbunan amonium nitrat di gudang yang berjarak 3 km dari pusat kota untuk dipindahkan atau dikurangi.

Tapi, Orica, sebuah perusahaan yang memasok bahan peledak ke industri pertambangan mengatakan bahwa bahan peledak tersebut disimpan dengan aman di tempat yang tahan api dan dibangun secara eksklusif dari bahan yang tidak mudah terbakar.

Sementara, pengawas keselamatan tempat kerja Australia Selatan, SafeWork SA, menuturkan bahwa amonium nitrat disimpan di 170 lokasi yang diatur dan dipantau ketat di seluruh wilayah tersebut.

Pelabuhan Inggris

Investigasi telah diluncurkan ke lokasi penyimpanan amonium nitrat di pelabuhan besar di Lincolnshire, Immingham, dan tempat lain di wilayah Humber.

Associated British Ports (ABP), yang menjalankan situs tersebut, mengatakan bahwa pelabuhan Inggris harus mengikuti peraturan ketat dan memastikan zat tersebut disimpan dan ditangani dengan aman.

Sementara itu, sebuah perusahaan yang berbasis di pelabuhan Portsmouth, Portico, telah menarik aplikasi untuk menyimpan amonium nitrat dan mengatakan zat tersebut tidak akan melewati lokasi penyimpanan.

Meski pengumuman itu datang tak lama setelah ledakan di Beirut, perusahaan menyampaikan bahwa ini hanya untuk alasan bisnis.

Ketua Asosiasi Koordinasi Penanganan Kargo Internasional Richard Brough menuturkan, amonium nitrat diatur karena merupakan zat berbahaya yang terdaftar.

"Dengan sendirinya, itu adalah zat yang relatif aman. Tapi yang menjadi masalah adalah saat terkontaminasi misalnya dengan minyak," ujar dia.

Baca juga: Perusahaan BUMN Ini Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan SMA dan SMK

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

5 Pilihan Ikan Tinggi Kalsium, Bantu Cegah Tulang Rapuh

Tren
7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

7 Tanda Tubuh Kelebihan Gula yang Jarang Diketahui, Termasuk Jerawatan

Tren
Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Wilayah Potensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang 27-28 April 2024

Tren
[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

[POPULER TREN] Media Korsel Soroti Shin Thae-yong, Thailand Dilanda Suhu Panas

Tren
Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com