Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pesan untuk Para Pendaki: Pahami Kompetensi Ini Sebelum Naik Gunung

Kompas.com - 11/08/2020, 09:05 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

"Seperti kita menggosok ujung-ujung tubuh yang edaran darah yang terjauh, supaya darah beredar yang bawa oksigen untuk menghasilkan energi/kalori panas. Tindakan bagi yang terkena gejala sengat beku," papar dia.

Namun, Adi menyebut hal ini adalah ranah medis.

Pada intinya, orang-orang bisa mendeteksi hipotermia dari gejala awal seperti kedinginan, merasa lemas, dan hilangnya keseimbangan.

Akan tetapi, gejala hipotermia ini sulit untuk didiagnosis oleh mereka yang awam.

Salah satu kekeliruan yang masih banyak terjadi di Indonesia menurutnya adalah banyaknya orang yang menganggap enteng gunung di wilayah tropis.

Misalnya, banyak yang tidak memperhatikan jenis pakaian yang digunakan.

"Pendaki bisa meremehkan gunung tropis, padahal di ketinggian 2.000 meter ke atas bisa terbentuk iklim musim dingin," ungkap Adi.

Selain itu, menurut dia, banyak juga yang tak memberikan perhatian serius pada gangguan kesehatan yang mungkin dialami saat mendaki.

"Apalagi kalau bukan di gunung salju, di mana kita mudah mengasumsi ketidaksehatan karena cuaca dingin," ucapnya.

Padahal, bisa saja hal itu adalah hipotermia yang salah satu cirinya memang mengalami kedinginan.

Baca juga: Puncak Gunung Piramid di Mata Pendaki: Saya Harus Ngesot karena Sangat Sulit

Sebelum mendaki, kuasai ilmunya

Adi mengatakan, ada banyak keahlian dan ilmu yang harus dikuasai oleh seseorang sebelum akhirnya ia bisa mendaki gunung.

Jadi, tidak sembarang orang bisa melakukan kegiatan alam ini karena ada risiko keselamatan yang akan dipertaruhkan.

Alasannya, gunung adalah alam terbuka yang kondisinya bisa berubah setiap waktu dan di luar kendali manusia.

Pendaki juga perlu mengetahui medan dan cuaca yang berbeda saat ia mendaki, dibandingkan jika berada di dataran rendah.

"Mendaki gunung itu kompetensi yang dibentuk dari pengetahuan geologi geomorfologi- disebut juga ilmu medan, iklim dan cuaca, risk management, keterampilan, teknik hidup di alam, safety di keterjalan dan penyeberangan sungai, P3K, manajemen, dan attitude," jelas Adi.

Jika semua itu belum dikuasai, ia menyarankan agar memahami kode etik pencinta alam, yakni bertanggung jawab terhadap sesama, budaya, dan lingkungan.

"Jadi kalau belum ada kompetensi ini silakan gabung klub pendaki yang menseminasi kompetensi ini. Bisa juga meminta orang dengan kompetensi mountain leader atau pemandu gunung untuk mengantar/menemani," kata Adi.

Baca juga: Bukit Savana Rinjani Ditutup Sementara Gara-gara Aksi Pendaki Dugem

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com