Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER TREN] 10 Universitas Terbaik di Dunia | Kejengkelan Jokowi terhadap Para Menterinya

Kompas.com - 05/08/2020, 05:30 WIB
Sari Hardiyanto

Editor

KOMPAS.com - Sejumlah pemberitaan menghiasi laman Tren sepanjang Selasa (4/8/2020).

Selain masih berkutat terkait pandemi virus corona, rangking universitas di dunia 2020 versi webometrics menjadi pusat perhatian publik.

Selain itu, informasi terkait resesi ekonomi hingga kejengkelan-kejengkelan Jokowi terhadap para menterinya selama pandemi juga mendapat apresiasi lebih dari para pembaca.

Adapula informasi soal saling lempar penjelasan zona hijau Surabaya.

Berikut berita terpopuler Tren sepanjang Selasa (4/8/2020) hingga Rabu (5/8/2020) pagi:

1. 10 universitas terbaik di dunia 2020

Tangkapan layar peringkat universitas terbaik di dunia versi Webometrics edisi Juli 2020Webometrics Tangkapan layar peringkat universitas terbaik di dunia versi Webometrics edisi Juli 2020

Salah satu lembaga pemeringkatan universitas, Webometrics baru-baru ini kembali mengeluarkan hasil pemeringkatan universitas di dunia, edisi Juli 2020.

Ada empat aspek yang menjadi dasar penilaian mereka yaitu Presence, Visibility, Transparency, dan Excellence.

Dari 4 komponen tersebut, aspek Visibility atau jumlah jaringan eksternal yang terhubung ke laman web institusi, merupakan aspek dengan bobot tertinggi, yakni 50 persen dari total bobot keempat aspek.

Informasi selengkapnya perihal universitas terbaik di dunia dapat disimak di berita berikut:

10 Universitas Terbaik di Dunia 2020 Versi Webometrics

2. Peringatan PBB soal malapetaka generasi

Seorang siswa SD dengan masker di wajahnya berjalan meninggalkan sekolah usai melakukan pendaftaran ulang pada hari pertama sekolah di Jayapura, Papua, Senin (13/7/2020). Siswa SD, SMP dan SMA mulai mengikuti kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran baru 2020/2021 dengan sistem pembelajaran tatap muka langsung dan daring. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wsj.Gusti Tanati Seorang siswa SD dengan masker di wajahnya berjalan meninggalkan sekolah usai melakukan pendaftaran ulang pada hari pertama sekolah di Jayapura, Papua, Senin (13/7/2020). Siswa SD, SMP dan SMA mulai mengikuti kegiatan belajar-mengajar tahun ajaran baru 2020/2021 dengan sistem pembelajaran tatap muka langsung dan daring. ANTARA FOTO/Gusti Tanati/wsj.

Pandemi virus corona membuat dunia berubah. Selain kewajiban memakai masker, ruang gerak atau aktivitas manusia juga dibatasi.

Yang terjadi, pekerjaan yang biasa dilakukan di kantor harus dilakukan di rumah, begitu juga dengan dunia pendidikan, yang dilakukan dengan jarak jauh.

Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres memperingatkan bahwa dunia menghadapi ancaman sebuah "malapetaka generasi" pada sektor pendidikan, Selasa (4/8/2020).

Peringatan ini disampaikan karena penutupan sekolah-sekolah yang terjadi di tengah pandemi corona yang masih terus berlangsung.

Guterres juga mengatakan bahwa membuat para siswa dapat dengan aman kembali ke ruang kelas harus menjadi sebuah prioritas teratas.

Setidaknya penutupan sekolah masih terjadi di 160 negara. Kondisi tersebut tentu berdampak pada lebih dari 1 miliar siswa atau sekitar 60,5 persen dari total pelajar yang terdaftar.

Informasi selengkapnya terkait "Malapetaka Generasi" sektor pendidikan tersebut dapat disimak di berita berikut:

PBB Peringatkan Dunia tentang "Malapetaka Generasi" Sektor Pendidikan, Ini Sebabnya...

3. Penjelasan soal SKB CPNS

Ilustrasi SKB CPNS: Sebanyak 1.401 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) lingkungan Kemendikbud tercatat mengikuti SKB pada Desember 2018 silam.Dok. Kemendikbud Ilustrasi SKB CPNS: Sebanyak 1.401 Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) lingkungan Kemendikbud tercatat mengikuti SKB pada Desember 2018 silam.

Badan Kepegawaian Negara (BKN) mengeluarkan pengumuman terkait dengan tes bagi para peserta seleksi CPNS 2019 formasi guru yang sudah dinyatakan lolos Seleksi Kompetensi Dasar ( SKD).

BKN menyatakan, peserta SKD CPNS 2019 formasi guru yang sudah dinyatakan lulus dan memiliki Sertifikat Pendidik (Serdik) yang telah diunggah di portal SSCASN, tetap wajib mengikuti Seleksi Kompetensi Bidang ( SKB) Computer Assisted Test (CAT).

Saat dikonfirmasi, Kepala Biro Hubungan Masyarakat, Hukum Dan Kerja Sama BKN Paryono membenarkan adanya pengumuman tersebut.

Informasi selengkapnya dapat disimak di berita berikut:

Peserta yang Lulus SKD CPNS Guru 2019 Wajb Ikuti SKB Walau Punya Serdik, Ini Alasannya

4. Saling lempar penjelasan zona hijau Surabaya

Peta Sebaran Covid-19 di Surabaya menurut covid.19.go.id masih berwarna merah hingga Selasa (4/8/2020). covid19.go.id Peta Sebaran Covid-19 di Surabaya menurut covid.19.go.id masih berwarna merah hingga Selasa (4/8/2020).

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini mengklaim bahwa wilayahnya telah berubah menjadi zona hijau atau risiko penularan rendah pada Senin (3/8/2020). Selain itu dia juga mengatakan angka kesembuhan kasus Covid-19 cukup tinggi.

Sekretaris Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Surabaya Irvan Widyatmo menegaskan perubahan status zona hijau itu berdasarkan kajian pakar epidemiologi yang diterima Pemkot Surabaya.

Namun, saat dikonfirmasi terkait zona hijau tersebut Kepala Bidang Humas Kementerian Kesehatan Busroni belum mengetahui data yang digunakan oleh Risma.

Informasi lebih jauh terkait saling lempar penjelasan zona hijau Surabaya tersebut dapat disimak di berita berikut:

Saling Lempar Penjelasan Zona Hijau Surabaya...

5. Kejengkelan Jokowi terhadap para Menterinya

Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju tertangkap kamera tak menggunakan masker saat rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8/2020). Biro Pers Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo dan sejumlah menteri Kabinet Indonesia Maju tertangkap kamera tak menggunakan masker saat rapat terbatas di Istana Negara, Jakarta, Senin (3/8/2020).

Presiden Joko Widodo ( Jokowi) kembali mengungkapkan kekesalannya terhadap para pembantunya di Kabinet Indonesia Maju terkait penanganan pandemi virus corona.

Kali ini, seperti diberitakan Kompas.com, Senin (3/8/2020), Jokowi jengkel lantaran realisasi anggaran stimulus untuk penanganan Covid-19 masih minim.

Ia menyampaikan hal tersebut saat membuka rapat terbatas penanganan Covid-19 di Istana Merdeka, Jakarta, Senin (3/8/2020).

"Saya melihat memang urusan realisasi anggaran ini masih sangat minim sekali. Sekali lagi dari Rp 695 triliun stimulus untuk penanganan Covid, baru 20 persen yang terealisasi," ujar Jokowi.

Selain itu, Jokowi juga menyindir sejumlah kementerian yang belum menyusuun Daftar Isian Pelaksana Anggaran (DIPA).

Informasi selengkapnya terkait kejengkelan Jokowi terhadap para menterinya tersebut dapat disimak di berita berikut:

Kejengkelan-kejengkelan Jokowi terhadap Para Menterinya Selama Pandemi Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Syarat Jadi Relawan Uji Klinis Vaksin Covid-19

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com