Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berusia 96 Tahun, Pejuang PD II Lulus Diploma di Tengah Covid-19

Kompas.com - 02/08/2020, 20:15 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

"Saya katakan 'ini waktunya, sekarang atau tidak akan pernah terjadi' dan di tahun 2017 saya memutuskan untuk mendaftar," sebutnya.

"Saya memahami itu sebenarnya terlambat untuk mendapatkan gelar diploma, tapi saya berkata pada diri sendiri 'mari kita lihat apakah saya bisa melakukannya'," lanjut dia.

Baca juga: Daftar 19 Aplikasi Berbahaya bagi Pengguna Android

Menghindari google

Sebagai seorang mahasiswa, Paterno mengerjakan tugas-tugas kuliah menggunakan mesin ketik manual yang diberikan oleh ibundanya saat dia pensiun dari perkeretaapian di tahun 1984.

Dia begitu menghindari Google demi menekuni buku-buku fisik. Sebagai mahasiswa, ia pun tidak pernah pulang larut malam hanya untuk mengikuti pesta-pesta teman seangkatannya yang rata-rata berusia 20 tahunan.

"Anda adalah contoh bagi mahasiswa yang lebih muda," kata seorang profesor sosiologi, Francesca Rizzuto pada Paterno sesaat ia dinyatakan lulus sidang di Juni kemarin.

Baca juga: Berikut 4 Aplikasi untuk Belajar Bahasa Saat Terjebak di Rumah

Di akhir masa kuliahnya, Paterno mengaku sedikit kesulitan karena perkuliahan dilakukan dengan panggilan video dan tidak lagi di ruang kelas, karena adanya penguncian akibat Covid-19.

Namun hal itu tidak menyurutkan semangatnya, karena ia pernah melalui hal yang lebih berat dari pandemi ini, yaitu perang dunia dan banyak hal lain dalam 96 tahun hidupnya.

"Yang menguatkan adalah teman-teman saya, semua dari mereka yang masih hidup saat ini membuat tantangan yang ada jadi tidak terlalu menakutkan," ujarnya.

Baca juga: Iran, Amerika Serikat, dan Potensi Perang Dunia Ketiga...


Masa kecil Paterno ada di dalam kungkungan kemiskinan, ia tinggal dalam keluarga yang kekurangan di daerah Sicily.

Sesungguhnya, ia gemar membaca buku dan ia pun tumbuh bersama buku-bukunya.

Namun, Paterno kecil tidak pernah memiliki kesempatan untuk melanjutkan sekolah. Dulu, ia hanya menerima pendidikan dasar sebagai seorang anak.

Baca juga: Rektor Termuda Risa Santoso Bolehkan Mahasiswa Lulus Tanpa Skripsi, Ini Tanggapan Dikti

Selanjutnya, ia bergabung dengan angkatan laut dan ikut dalam Perang Dunia II sebelum akhirnya memutuskan bekerja di bidang perkeretaapian saat menikah dan dikaruniai dua orang anak.

Dalam masyarakat pasca-perang yang berfokus pada pembangunan kembali berbagai aspek kehidupan, bekerja dan keluarga adalah prioritas utama.

Tapi Paterno ingin melanjutkan sekolah hingga akhirnya ia berhasil lulus dari SMA di usianya yang ke-31.

Baca juga: Saat Masa Studi SMK Setara dengan Diploma Satu...

Meski sudah cukup lama terlambat, ia tetap menyimpan keinginan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

"Ilmu pengetahuan itu layaknya koper yang bisa saya bawa kemana pun, pendidikan itu harta karun," kata dia.

Saat ditanya apa rencananya ke depan, Paterno menyebut masih ingin berbuat sesuatu, dia belum ingin berhenti di titik ini.

"Projek saya ke depannya adalah mengabdikan diri untuk menulis. Saya ingin membuka kembali tulisan-tulisan yang saya tidak memiliki kesempatan untuk mempelajarinya lebih lanjut (karena usia)," ujar Paterno.

Baca juga: Mengenang Perjalanan Hidup Pramoedya Ananta Toer...

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

WHO Peringatkan Potensi Wabah MERS-CoV di Arab Saudi Saat Musim Haji

Tren
Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Mengapa Lumba-lumba Berenang Depan Perahu? Ini Alasannya Menurut Sains

Tren
Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Cara Cek NIK KTP Jakarta yang Non-Aktif dan Reaktivasinya

Tren
Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Berkaca dari Kasus Mutilasi di Ciamis, Mengapa Orang dengan Gangguan Mental Bisa Bertindak di Luar Nalar?

Tren
3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

3 Bek Absen Melawan Guinea, Ini Kata Pelatih Indonesia Shin Tae-yong

Tren
Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Alasan Israel Tolak Proposal Gencatan Senjata yang Disetujui Hamas

Tren
Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Pendaftaran Komcad 2024, Jadwal, Syaratnya, dan Gajinya

Tren
Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Studi Baru Ungkap Penyebab Letusan Dahsyat Gunung Tonga pada 2022

Tren
Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Mengenal 7 Stadion yang Jadi Tempat Pertandingan Sepak Bola Olimpiade Paris 2024

Tren
Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Mengenal Alexinomia, Fobia Memanggil Nama Orang Lain, Apa Penyebabnya?

Tren
Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com