"Namanya investasi, harus menguntungkan karena itu adalah tujuan dari investasi, tapi pemilihan produknya harus disesuakan dengan tujuan dari investornya. Misal deposito bagus untuk jangka pendek dan saham bagus untuk jangka panjang," jelas Eko saat dihubungi terpisah, Sabtu (1/8/2020) sore.
Baca juga: Mengenal Investasi Bodong MeMiles Beromzet Rp 750 Miliar dan Cara Kerjanya
Hal lain yang harus diperhatikan adalah soal mudahnya mencairkan dan besarnya keuntungan yang didapat.
"Ketika kita minta hasil tinggi maka biasanya likuiditas tidak cepat, seperti properti, hasil tinggi tapi akan sulit diuangkan. Saham juga sama (harus menunggu RUPS)," sebut dia.
Eko melanjutkan contoh produk investasi yang memiliki sifat sebaliknya, hasil rendah namun likuiditas tinggi adalah deposito.
"Jadi ketika tujuan kita (jangka) panjang ambil saja produk yang enggak mudah cair dan fokus ke hasil. Begitu juga sebaliknya," imbaunya.
Baca juga: Investasi Vs Menabung, Mana yang Cocok bagi Milenial dengan Gaji Pas-pasan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.