Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Donald Trump dan Sederet Pernyataan Kontroversialnya soal Virus Corona

Kompas.com - 19/07/2020, 07:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Usai mendapat sorotan, Trump pun berdalih usulan itu hanya bersifat sarkastik.

Baca juga: Trump Usulkan Suntik Disinfektan dan Sinar UV untuk Obati Covid-19 

Menyalahkan Obama

Saat ditanya awak media terkait lambannya penanganan virus corona di AS, Trump justru menyalahkan pemerintah masa Obama yang dianggap tak siap menghadapi wabah.

"Rak kami kosong. Kami tak punya amunisi maupun suplai kepada medis," kata Trump, seperti diberitakan pada 4 April 2020.

Dia juga mengaku mewarisi tes rusak, meski tak jelas tes apa yang dimaksudnya.

Minum obat anti-malaria setiap hari

Trump mengaku rutin mengonsumsi obat malaria hidroksiklorokuin untuk mencegah penularan virus corona, meskipun obat itu belum teruji untuk Covid-19.

"Saya minum satu pil setiap hari," kata dia, dikutip dari Kompas.com, 19 Mei 2020.

Saat ditanya alasannya, Trump berpikir bahwa obat itu bagus dan telah mendengar banyak kabar bagus.

Selain itu, Trump juga mempromosikan hidroksiklorokuin meski banyak pakar menyebut obat itu tak manjur untuk pasien.

Baca juga: Trump Akan Minum Obat Anti-Malaria, Walau Belum Terbukti Ampuh Obati Covid-19

WHO boneka China

Pada Mei 2020, Trump juga sempat melontarkan kritik terhadap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dengan menyebutnya sebaga boneka China.

Pernyataan itu muncul beberapa jam setelah AS menyatakan WHO membiarkan virus corona tak terkontrol, sehingga menyebabkan banyak nyawa melayang.

Dia mengklaim bahwa WHO tidak hanya memberikan mereka "nasihat yang menyeramkan", namun juga salah dan seringkali berpihak ke Beijing.

Baca juga: Trump Sebut WHO sebagai Boneka China 

Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memakai masker untuk pertama kalinya, saat mengunjungi Rumah Sakit Militer Walter Reed di Bethesda, Maryland, AS, pada 11 Juli 2020.REUTERS/TASOS KATOPODIS Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump memakai masker untuk pertama kalinya, saat mengunjungi Rumah Sakit Militer Walter Reed di Bethesda, Maryland, AS, pada 11 Juli 2020.

Perintahkan untuk memperlambat tes

Pernyataan kontroversial lainnya muncul ketika ia memerintahkan jajarannya untuk memperlambat tes Covid-19.

Sebab, Trump menganggap peningkatan pemeriksaan itu berujung pada banyaknya kasus yang terkonfirmasi di AS.

"Ini bagian buruknya: Ketika Anda memperluas tes, Anda akan menemukan lebih banyak kasus dan infeksi," ujar Trump, dikutip dari Kompas.com, 21 Juni 2020.

"Jadi saya mengatakan kepada tim saya untuk 'memperlambatnya'. Pemeriksaan tetap dilakukan seperti biasa," lanjut dia.

Menyebut Covid-19 dengan "Kung Flu"

Menurut presiden dari Partai Republik itu, virus corona adalah penyakit yang punya banyak nama dalam sejarah.

"Aku bisa menyebut Kung Flu. Aku bisa memberi 19 nama berbeda. Banyak yang sebut itu virus dan flu. Apa bedanya. Seperti kita punya 19 atau 20 versi nama," kata Trump.

Kung Flu merupakan sindiran terhadap China yang mempunyai seni beladiri Kung Fu.

Sumber: Kompas.com (Ardi Priyatno Utomo/Aditya Jaya Iswara/Miranti Kencana Wirawan)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

5 Fakta Kasus Mobil Mewah Pakai Pelat Dinas Palsu DPR, Seret Pengacara Berinisial HI

Tren
Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Beli Elpiji Wajib Pakai KTP, Pertamina: Masyarakat yang Belum Daftar Masih Dilayani

Tren
Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Kata PBB, Uni Eropa, Hamas, dan Israel soal Usulan Gencatan Senjata di Gaza

Tren
Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Beda Kemenag dan MUI soal Ucapan Salam Lintas Agama

Tren
Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Orang dengan Gangguan Kesehatan Ini Sebaiknya Tidak Minum Air Kelapa Muda

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 2-3 Juni 2024

Tren
[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

[POPULER TREN] Harga BBM Pertamina per 1 Juni 2024, Asal-usul Kata Duit

Tren
Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com