"Namun pada faktanya, tetap saja dari sekian orang tersebut akan ada yang abai, akan ada yang salah memakai maskernya, dan akan ada yang lupa cuci tangan," ujar Dicky.
Baca juga: Pesta Wisuda Diduga Penyebab 25 Mahasiswa Tertular Corona, Ganjar: Ini Kadang Kita Lepas Kontrol
Demikian pula permukaan-permukaan benda yang banyak disentuh oleh orang-orang. Hal ini menyebabkan sulit untuk memastikan semua orang tetap menjaga gerakan dan jangkauan tangannya.
Oleh karena itu, meski sebuah acara telah menerapkan protokol kesehatan hal itu tidak dapat menjamin 100 persen tidak terjadinya transmisi virus antara satu orang dengan orang lain.
"Karena protokol kesehatan itu adalah upaya yang bermanfaat untuk menekan atau memperlambat terjadinya penularan atau penambahan kasus. Namun secara teori dan faktanya, hal ini tidak bisa menghilangkan sama sekali potensi penularan Covid-19," jelas Dicky.
Selain sarana penularan yang beragam dan sulit dihindari masyarakat, kondisi penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia pun masih belum maksimal.
"Kondisi pandemi kita belum terkendali baik meski di daerah yang katakan termasuk zona hijau sekali pun. Hal ini berdasar data dan fakta jumlah cakupan tes kita yang masih belum ideal, baik secara nasional maupun daera," ujar Dicky.
"Hanya DKI saja yang memiliki cakupan tes mendekati kriteria WHO. Sedangkan daerah lainnya masih jauh dari kriteria ideal, sehingga klaim aman atau merasa aman ini akan sangat berbahaya," lanjut dia.
Dengan situasi ini, Dicky sangat menyarankan masyarakat untuk tidak menggelar acara yang memungkinkan terjadinya kerumunan, seperti pernikahan, wisuda, atau perayaan dan keramaian lainnya.
Hal yang sama juga disampaikan Pakar Epidemiologi dari Universitas Indonesia, Pandu Riono.
"Ya kerumunan potensial terjadi penularan," ujar Pandu, saat dihubungi secara terpisah, Selasa (14/7/2020) pagi.
Meski diberlakukan protokol kesehatan yang ketat, Pandu tetap meyakini kerumunan berpotensi menjadi area transmisi virus.
"Yakin dipatuhi? (Protokol kesehatan itu) Sulit dipatuhi. Karena sulit dipatuhi, tetap dilarang (ada) kerumunan orang," kata Pandu.
Baca juga: Sederet Fakta Lengkap Solo Zona Hitam Corona...