Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Secapa, Klaster 1.280 Orang Terinfeksi Virus Corona

Kompas.com - 13/07/2020, 15:44 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) di Jalan Hegarmanah, Kota Bandung, menjadi klaster baru kasus Covid-19 di Jawa Barat.

Data terbaru pasien positif Covid-19 di Secapa AD berjumlah 1.280 orang.

Terdiri dari 991 perwira siswa, dan 289 staf atau anggota, serta keluarga dari Secapa AD.

Kepala Staf Angkatan Darat, Jendral TNI Andika Perkasa menjelaskan, kasus Covid di Secapa AD ditemukan dari ketidaksengajaan, yakni ketika dua perwira Secapa AD berobat di Rumah Sakit Dustira, Cimahi pada dua pekan lalu.

"Jadi, ada dua prajurit atau perwira siswa yang berobat ke Rumah Sakit Dustira. Rumah Sakit Dustira itu adalah rumah sakit Angkatan Darat terbesar di Jabar, ada di kota ini," ujar Andika Sabtu (11/7/2020).

Satu perwira siswa memiliki keluhan karena bisul, demam karena ada infeksi dan satu lagi masalah tulang belakang.

"Tapi ternyata mereka diswab dan positif," kata Andika menambahkan. Hari itu juga, Andika mengirimkan alat rapid test dari Jakarta agar seluruh siswa Secapa AD diperiksa.

Saat itu rapid test yang dikirim berjumlah 1.250 lantaran jumlah siswa Secapa ada 1.198.

Namun, karena pertimbangan di Secapa juga ada para pelatih yang setiap hari berinteraksi dengan para siswa, maka diputuskan mengirim 1.400 alat rapid test.

Setelah siswa dan staf anggota pelatih di Secapa AD mengikuti rapid test, hasilnya ada sekitar 187 orang yang reaktif.

Lantas, apa itu Secapa yang menjadi klaster virus corona?

Baca juga: Masa Pandemi, Mengapa Secapa AD Masih Terapkan Pembelajaran Tatap Muka?

Mengenal Secapa

Foto ilustrasi: Angka kasus positif Secapa AD menyebabkan jumlah kasus positif baru mencapai rekor tertinggi, yakni sebanyak 2.657 orang pada Kamis (08/07).secapaad.mil.id Foto ilustrasi: Angka kasus positif Secapa AD menyebabkan jumlah kasus positif baru mencapai rekor tertinggi, yakni sebanyak 2.657 orang pada Kamis (08/07).

Sekolah Calon Perwira Angkatan Darat (Secapa AD) adalah badan pelaksana pusat di bidang tingkat Mabesad yang berkedudukan langsung di bawah kasad.

 

Sekolah ini merupakan lembaga militer dalam TNI-AD untuk membentuk bintara menjadi perwira.

Tugas pokoknya adalah menyelenggarakan Pendidikan Pembentukan Dasar Keperwiraan bagi Calon Perwira dalam rangka mendukung tugas pokok Angkatan Darat.

Secapa direkrut dari prajurit berpangkat Sersan Kepala - Sersan Mayor- Pembantu Letnan Dua di jajaran TNI-AD.

Setelah mengikuti pendidikan Secapa, mereka dilantik menjadi perwira dengan pangkat Letnan Dua.

Mengutip website resminya, Secapa didirikan sebagai wadah pembentukan Perwira-Perwira TNI AD disamping AKMIL, yang pada awalnya Pendidikan Calon Perwira (Capa) dilaksanakan oleh masing-masing kecabangan.

Hal tersebut menimbulkan divergensi antar kecabangan yang secara langsung memengaruhi hasil lulusan yang kurang terpadu.

Pada Sabtu, 8 Januari 1972 atas prakarsa Kepala Staf TNI AD Jenderal TNI Umar Wirahadikusumah, maka pendidikan calon perwira (capa) dilaksanakan secara terpusat (satu atap) dengan Komandan Secapaad yang pertama dijabat oleh Kolonel Inf. S.Banoearli.

Secara resmi pada 8 Januari 1972 ditetapkan sebagai hari kelahiran Secapaad yang berkedudukan di Bandung, Jawa Barat.

Baca juga: Melacak Penyebaran Covid-19 di Secapa AD, 1.280 Orang Positif Corona, Terungkap Saat Prajurit Periksa Bisul

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

BMKG Sebut Badai Matahari Ganggu Jaringan Starlink Milik Elon Musk

Tren
Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Suhu di Semarang Disebut Lebih Panas dari Biasanya, Ini Penyebabnya Menurut BMKG

Tren
Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Selalu Merasa Lapar Sepanjang Hari? Ketahui 12 Penyebabnya

Tren
Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com