Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Covid-19 Indonesia Masuk Top 10 Asia, Berikut Daftarnya...

Kompas.com - 10/07/2020, 18:25 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah memperbarui informasi mengenai jumlah kasus dan data pasien Covid-19 hingga Jumat (10/7/2020).

Berdasarkan data yang disampaikan pemerintah hingga Jumat pukul 12.00 WIB, diketahui ada 1.611 kasus baru Covid-19 dalam 24 jam terakhir.

Penambahan itu menjadikan total ada 72.347 kasus Covid-19 di Tanah Air, terhitung sejak diumumkannya kasus pertama pada 2 Maret 2020.

Tercatat juga 52 kasus kematian baru, sehingga jumlah korban meninggal akibat infeksi virus corona di Indonesia mencapai 3.469 orang.

Di laman Worldometers (10/7/2020) Indonesia berada di peringkat sembilan di Asia dalam hal jumlah kasus. Selisih satu peringkat dengan China, tempat virus corona pertama terdeteksi.

Saat ini China berada di peringkat delapan Asia dengan total kasus 83.585 dan total korban meninggal 4,634 orang. Hari ini (10/7/2020) China hanya melaporkan tambahan empat kasus baru.

Baca juga: 72.347 Kasus Positif, Waspadai 6 Tempat Rawan Penularan Covid-19 Ini

Total jumlah kematian

Selain rekap jumlah kasus infeksi, di web Worldometers juga dapat dilihat jumlah kasus kematian akibat Covid-19. Terkait korban meninggal, Indonesia berada di nomor 6 dengan 3.469 korban. 

Jumlah korban meninggal terbanyak di Asia sementara ini berada di India dengan 21.654 orang, diikuti Iran (12.305 korban), Turki (5.300), Pakistan (5.058), dan China (4.634). 

Di bawah Indonesia, negara dengan jumlah korban meninggal terbantak ke-7 ada Irak (2.882), Bangladesh (2.275), Arab Saudi (2.100) dan Filipina (1.360). 

Tangkapan layar jumlah korban meninggal Covid-19 di Asiascreenshoot Tangkapan layar jumlah korban meninggal Covid-19 di Asia

Kasus aktif

Sementara untuk daftar active cases atau kasus aktif, Indonesia berada di nomor 6 dengan 35.349 kasus. Indonesia ada di bawah India (279.281 kasus), Bangladesh (89.762), Pakistan (89.762), Arab Saudi (60.131), Filipina (38.324). 

Berada di posisi ke-7 negara dengan kasus aktif terbanyak di Asia adalah Irak (27.228), kemudian Iran (25.977), Kazakhstan (19.346) dan Oman (19.145). 

Tangkapan layar update kasus aktif virus corona di Asiascreenshoot Tangkapan layar update kasus aktif virus corona di Asia

Pasien sembuh

Jumlah pasien sembuh dari corona di Indonesia sebanyak 33.529 orang. Dengan jumlah ini Indonesia ada di urutan ke-15. 

Urutan pertama ke bawah berturut-turut ada India (497.193 pasien sembuh), Iran (212.176), Turki (190.390), Arab Saudi (161.096), Pakistan (149.092), Qatar (97.272), Bangladesh (86.406), China (78.609), Uni Emirat Arab (43.570), Kuwait (42.686), Singapura (41.645), Irak (39.502), Kazakhstan (35.137), dan Oman (34.225).

Baca juga: Bisa Menyebar Lewat Udara, Bagaimana Cegah Virus Corona di Ruangan Tertutup?

Pemerintah harus tegas

Epidemiolog yang juga Juru Bicara Satgas Covid-19 Rumah Sakit UNS Tonang Dwi Ardyanto, mengatakan, menurutnya tidak relevan lagi sebenarnya membandingkan jumlah kasus di Indonesia dengan China.

"Lebih baik kita bandingkan saja dengan apa yang kita amati 3 bulan sebelum ini. Apa yang terjadi ini menunjukkan memang kasus kita meningkat pesat. Bukan sekadar karena peningkatan kapasitas pemeriksaan PCR," kata Tonang saat dihubungi Kompas.com (10/7/2020).

Dia mengusulkan bahwa pemerintah harus mengambil sikap dan langkah tegas. Tonang mengatakan, untuk kepentingan ekonomi, aktivitas yang terkait bisa dilonggarkan, tetapi penerapan protokol kesehatan harus dilakukan dengan tegas.

"Jangan dibiarkan sikap menyepelekan Covid-19. Pertama, kita harus akui, peningkatan, salah satu faktor utamanya, adalah karena pelonggaran dan sikap kita tidak lagi disiplin menjalankan protokol. Pemerintah harus jujur sekaligus tegas tentang hal ini," kata Tonang.

Masih meraba-raba

Tonang menyebut, saat ini jumlah pemeriksaan masih dalam rata-rata selama 10 hari terakhir ini, yakni sekitar 20-22 ribu. Sementara target yang ingin dicapai adalah 40 ribu tiap hari, untuk mencapai 1.000 orang per 1 juta penduduk per pekan.

Dia mengatakan bila nanti kapasitas pemeriksaan sudah lebih tinggi lagi, sekitar 30-40 ribu, maka lonjakan kasus masih mungkin terjadi. Namun, setelah benar-benar tercapai 40 ribu, maka yang awalnya terjadi lonjakan, setelah itu diharapkan melandai.

"Jadi kalau sudah 40 ribu per hari, baru kita bisa memotret sebenarnya gambaran kasus. Kalau belum mencapai itu, masih sulit kita meraba-raba," pungkas Tonang.

Baca juga: 4 Jalur Pendakian Gunung Prau Uji Coba Dibuka Hari Ini, Simak Persyaratannya...

Spesimen dan persebaran

Seperti diberitakan Kompas.com (10/7/2020) jumlah 1.611 kasus baru ini diketahui setelah dilakukan pemeriksaan 23.609 spesimen dari 9.388 orang dalam sehari. 

Total spesimen yang sudah diperiksa mencapai 1.015.678 spesimen dari 597.468 orang yang diambil sampelnya.

Terkait persebaran, diketahui ada tujuh provinsi yang jumlah kasus harian di atas 100 pasien. Jumlah terbanyak dicatat DKI Jakarta dengan 260 kasus baru.

Berikutnya, Jawa Timur dengan 246 kasus baru, Sulawesi Utara dengan 134 kasus baru, dan Sulawesi Selatan dengan 132 kasus baru.

Kemudian, Sumatera Utara dengan 112 kasus baru, Jawa Barat dengan 105 kasus baru, serta Jawa Tengah dengan 100 kasus baru.

Baca juga: Update Virus Corona 10 Juli 2020: 12,3 Juta Orang Terinfeksi, Ini 5 Negara dengan Kasus Tertinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Kisah Celia, Wanita yang Tidak Makan Selama 4 Tahun akibat Sindrom Langka

Tren
Tema Met Gala dari Masa ke Masa, 'Sleeping Beauties: Reawakening Fashion' Jadi Tajuk 2024

Tema Met Gala dari Masa ke Masa, "Sleeping Beauties: Reawakening Fashion" Jadi Tajuk 2024

Tren
Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Cabut Gigi Bungsu, ke Dokter Gigi Umum atau Spesialis Bedah Mulut?

Tren
Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Cara Daftar Anggota PPS Pilkada 2024, Berikut Syarat dan Prosedurnya

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com