Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pendaki Tewas di Gunung Lawu Disebut Alami Paradoxical Undressing, Ini Tips Atasi Hipotermia

Kompas.com - 08/07/2020, 19:31 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang pendaki Gunung Lawu berjenis kelamin laki-laki ditemukan tewas di area sekitar puncak pada Senin (6/7/2020).

Sebelumnya korban mendaki bersama kelima orang temannya pada Sabtu (4/7/2020).

Terakhir terlihat korban diminta oleh salah satu rekan pendaki perempuan untuk menemani kencing di area dekat perkemahan, pada Minggu (5/7/2020) pukul 03.00 WIB.

Namun, setelah pendaki perempuan ini kencing, ia tidak lagi melihat keberadaan korban yang ia mintai tolong untuk menemaninya.

Teman-temannya pun melakukan pencarian hingga pukul 13.00 WIB. Tak kunjung ketemu, mereka pun melaporkan kejadian ini pada petugas yang ada di basecamp puncak pada pukul 17.00 WIB.

Setelah dilakukan pencarian oleh tim, korban ditemukan meningal dalam kondisi telentang, mengenakan celana jins dan telanjang dada pada Senin (6/7/2020) pukul 11.00 WIB.

Salah satu relawan dari komunitas Anak Gunung Lawu, Budi Santoso, menyebut korban mengalami paradoxical undressing sebelum akhirnya ditemukan meninggal dengan kondisi tanpa baju.

Baca juga: Hilang Semalaman, Pendaki Gunung Lawu Ditemukan Tewas di Jurang

Budi menyebut paradoxical undressing ini sebagai salah satu hal yang terkadang terjadi pada para pendaki.

"Saat hipotermia sudah di fase yang berat, akan membuat orang tidak sadar dan tidak responsif pada rangsangan. Sebelum hilang kesadaran ada perilaku aneh untuk upaya terakhir bertahan hidup," sebut Budi, saat dihubungi Rabu (8/7/2020).

Paradoxical undressing adalah korban merasa kepanasan dan karena ketidaksadarannya melepas pakaiannya satu per satu. "Dan ingin secepatnya menuju tempat berlindung, perilaku ini disebut Terminal Burrowing," lanjut dia.

Budi menyatakan frekuensinya terjadinya pendaki yang mengalami paradoxial undressing tidak lah sering. Namun, hal inilah yang mungkin terjadi pada kasus terakhir pendaki hilang di Gunung Lawu yang ada di antara Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah dan Kabupaten Magetan, Jawa Timur itu.

"Betul, dan itu dialami Andi Sulistiawan (korban)," kata Budi.

Budi menyebut, selain dari kondisinya yang telanjang dada, kesimpulan korban dikonfirmasi mengalami paradoxial undressing juga  berasal dari keterangan kondisi terakhir korban yang datang dari para teman yang mendaki bersamanya.

"Sudah tidak responsif, tindakannya di luar nalar, sudah berhalusinasi," ujar dia. 

Baca juga: Detik-detik Seorang Pendaki Gunung Lawu Hilang dan Ditemukan Tewas, Berawal Antar Rekannya Buang Air

Tips terhindar dari hipotermia

Untuk hipotermia yang sudah akut atau parah, Budi menyebut memang sulit untuk dilakukan pertolongan pertama.

Namun, untuk kasus hipotermia biasa sebenarnya tips yang bisa dilakukan sangatlah mudah. Hanya saja membutuhkan kesadaran dari masing-masing pribadi.

"Kalau yang fase akut memang agak sulit, (tapi untuk hipotermia pada umumnya) típsnya sebetulnya mudah kok. Pendaki harus membawa pakaian cadangan," jelas Budi.

Pakaian cadangan digunakan untuk mengganti pakaian basah yang biasanya menyebabkan terjadinya hipotermia.

"Mereka sering mengabaikan ketika pakaian mereka basah entah kehujanan ataupun berkeringat, sangat berpotensi terserang hipotermia," ungkap Budi.

Ia pun menyebut pihak dari pengelola dan petugas yang berjaga di Gunung Lawu, khususnya di pintu Cemara Kandang, sudah memberikan sejumlah edukasi pada pendaki sebelum melakukan pendakian.

"Ya tentang perlengkapan sesuai safety prosedur, (dilarang sembarangan membuang) sampah, dilarang membuat api unggun," jelas Budi.

Ada pun perihal kondisi cuaca saat ini, Budi menyebut bukan waktu yang buruk untuk melakukan pendakian. "Musim-musim ini sangat direkomendasikan," jawabnya singkat.

Baca juga: Hilang Semalaman, Pendaki Gunung Lawu Ditemukan Tewas di Jurang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com