Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berbeda dengan Toxic Positivity, Apa Itu Healthy Negativity?

Kompas.com - 07/07/2020, 19:27 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah unggahan tentang respons terhadap toxic positivity kembali ramai di media sosial. Salah satu respons yang diberikan adalah membahas tentang health negativity

Salah satunya seperti yang diunggah oleh akun Twitter @nagotejena dengan narasi sebagai berikut:

Daripada ‘toxic positivity’, bagaimana kalau kita mulai menjunjung ‘healthy negativity’?

“Ya udalahhh.. gagal ya gagal.. gpp kan”

“Kemungkinan besar ga berhasil sih... tapi emangnya kenapa?”

“Hidup memang penuh penderitaan ya.. hehe yo wis la”

????

Hingga Selasa (7/7/2020) pukul 12.30 WIB, unggahan tersebut telah disukai oleh lebih dari 20 ribu akun dan dibagikan ulang sebanyak hampir 10 ribu kali.

Lantas, apa yang sebenarnya dimaksud dengan healthy negativity? Apa perbedaannya dengan toxic positivity?

Baca juga: Mengenal 6 Pulau Terbesar di Dunia, Sebagian di Indonesia

Healthy negativity

Menurut Psikolog Klinis Personal Growth, Gracia Monika, M. Psi., Psi., healthy negativity terjadi saat seseorang merespons emosi negatif yang dialami dengan cara yang tepat.

"Healthy negativity pada dasarnya merupakan penggambaran dari ketika seseorang memaknai dan mengelola situasi, pengalaman, emosi negatif yang dialami dengan cara yang tepat atau sehat," kata Gracia saat dihubungi Kompas.com, Senin (6/7/2020).

Dia menilai bahwa penting bagi seseorang untuk memahami bahwa tidak semua emosi negatif adalah buruk.

Gracia menyebut bahwa saat menghadapi peristiwa atau pengalaman yang tidak menyenangkan, merasa sedih, marah atau kecewa merupakan reaksi emosi yang natural dan normal dialami siapa saja.

"Alih-alih diabaikan, disangkal, atau dihindari, emosi-emosi negatif tersebut perlu untuk diterima atau divalidasi dan kemudian dikelola dengan cara yang sehat," ujarnya. 

Menurut Gracia, menerima emosi negatif membantu seseorang untuk menangani dan mengurangi intensitas emosi tersebut.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Kronologi Kecelakaan Bus di Subang, 9 Orang Tewas dan Puluhan Luka-luka

Tren
Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Warganet Pertanyakan Mengapa Aurora Tak Muncul di Langit Indonesia, Ini Penjelasan BRIN

Tren
Saya Bukan Otak

Saya Bukan Otak

Tren
Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Pentingnya “Me Time” untuk Kesehatan Mental dan Ciri Anda Membutuhkannya

Tren
Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Bus Pariwisata Kecelakaan di Kawasan Ciater, Polisi: Ada 2 Korban Jiwa

Tren
8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

8 Misteri di Piramida Agung Giza, Ruang Tersembunyi dan Efek Suara Menakutkan

Tren
Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Mengenal Apa Itu Eksoplanet? Berikut Pengertian dan Jenis-jenisnya

Tren
Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Indonesia U20 Akan Berlaga di Toulon Cup 2024, Ini Sejarah Turnamennya

Tren
7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

7 Efek Samping Minum Susu di Malam Hari yang Jarang Diketahui, Apa Saja?

Tren
Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU 'Self Service', Bagaimana Solusinya?

Video Viral, Pengendara Motor Kesulitan Isi BBM di SPBU "Self Service", Bagaimana Solusinya?

Tren
Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Pedang Excalibur Berumur 1.000 Tahun Ditemukan, Diduga dari Era Kejayaan Islam di Spanyol

Tren
Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Jadwal Pertandingan Timnas Indonesia Sepanjang 2024 Usai Gagal Olimpiade

Tren
6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

6 Manfaat Minum Wedang Jahe Lemon Menurut Sains, Apa Saja?

Tren
BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

BPJS Kesehatan: Peserta Bisa Berobat Hanya dengan Menunjukkan KTP Tanpa Tambahan Berkas Lain

Tren
7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

7 Rekomendasi Olahraga untuk Wanita Usia 50 Tahun ke Atas, Salah Satunya Angkat Beban

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com