KOMPAS.com - Ketika negara-negara miskin di seluruh dunia berjuang mati-matian untuk mengalahkan virus corona, tanpa disadari muncul berbagai penyakit lain yang mengakibatkan kematian.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan UNICEF memperingatkan bahwa pandemi virus corona dapat menyebar dengan cepat ketika anak-anak sedang berkumpul untuk imunisasi.
Melansir New York Times, Selasa (16/6/2020), banyak negara akhirnya menunda program imunisasi mereka.
Selain itu, penerbangan kargo untuk memasok vaksin juga terhenti karena pandemi dan banyak petugas kesehatan saat ini sedang dialihkan untuk memerangi Covid-19.
wabah-wabah penyakit lain kini bermunculan di sejumlah negara seperti penyakit difteri yang muncul di Pakistan, Bangladesh, dan Nepal.
Penyakit kolera menjangkiti Sudan Selatan, Kamerun, Mozambik, Yaman, dan Bangladesh.
Mutasi virus polio juga dilaporkan muncul di lebih dari 30 negara.
Sementara itu, penyakit campak juga menyebar di seluruh dunia termasuk di Bangladesh, Brasil, Kamboja, Republik Afrika Tengah, Irak, Kazakhstan, Nepal, Nigeria dan Uzbekistan.
Dari 29 negara yang saat ini menunda imunisasi campak karena pandemi, 18 negara melaporkan terjadinya wabah.
Menurut Measles and Rubella Initiative, 178 juta orang berisiko tidak menerima imunisasi campak pada tahun 2020.
Risiko yang bisa muncul dari penundaan imunisasi ini adalah kemunculan wabah campak dalam waktu beberapa bulan yang akan membunuh lebih banyak anak-anak daripada Covid-19.
Hal tersebut diungkapkan oleh Chibuzo Okonta, presiden Doctors Without Borders di Afrika Barat dan Tengah.
Baca juga: Layanan Imunisasi Anak Turun, Ini Saran Kemenkes untuk Orangtua dan Tenaga Kesehatan
Mereka tidak ingin kerja keras umat manusia selama 20 tahun, yang telah berhasil mencegah 35 juta kematian di 98 negara berkat penemuan vaksin, menjadi sia-sia.
Menurut penelitian pada 2019 oleh Vaccine Impact Modeling Consortium, keberadaan vaksin telah berhasil mengurangi angka kematian pada anak-anak hingga sebesar 44 persen.