Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Mustakim
Jurnalis

Eksekutif Produser program talkshow Satu Meja The Forum dan Dua Arah Kompas TV

Pembukaan Mal, Dalih Ekonomi dan Ancaman Meningkatnya Pandemi Covid-19

Kompas.com - 15/06/2020, 06:06 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

HARI ini, Senin (15/6/2020) puluhan pusat perbelanjaan dan mal di DKI Jakarta dibuka. Setidaknya ada sekitar 80 mal yang mulai beroperasi kembali.

Pembukaan mal dan pusat perbelanjaan ini merupakan implementasi dari Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memperpanjang PSBB dengan sejumlah kelonggaran di sektor ekonomi. Salah satunya merestui mal dan pusat perbelanjaan kembali beroperasi.

Kebijakan ini merupakan ikhtiar guna memulihkan ekonomi yang tersendat akibat pandemi.

DKI Jakarta tak sendiri. Di hari yang sama Pemerintah Kota Bandung juga melakukan langkah serupa.

Dengan menerapkan PSBB proporsional, pemerintah Kota Bandung mengizinkan mal dan pusat perbelanjaan kembali beroperasi demi menggerakkan ekonomi. Ada sekitar 23 mal dan pusat perbelanjaan di Kota Kembang ini yang akan dibuka kembali.

Sementara Pemerintah Kota Bekasi sudah lebih dulu mengizinkan mal dan pusat perbelanjaan beroperasi. Mal dan pusat perbelanjaan di kota penyangga Ibu Kota ini sudah mulai dibuka secara bertahap sejak pekan lalu.

Tak hanya DKI Jakarta, Bandung dan Bekasi, sejumlah kota lain juga melakukan kebijakan serupa, yakni mengizinkan mal dan pusat perbelanjaan kembali beroperasi.

Meski demikian, pembukaan mal dan pusat perbelanjaan tersebut akan diiringi penerapan protokol kesehatan yang ketat. Misalnya membatasi daya tampung, pemeriksaan suhu tubuh, menerapkan ‘physical distancing’ dan mewajibkan pengunjung mengenakan masker. Seluruh kasir di tenant-tenant juga diwajibkan menggunakan pelindung wajah (face shield).

Demi ekonomi

Pembukaan mal dan pusat perbelanjaan ini merupakan salah satu upaya pemerintah membangkitkan kembali roda ekonomi yang nyaris berhenti selama pandemi.

Selama PSBB pemerintah melarang pusat perbelanjaan non-pangan beroperasi. Ini dilakukan guna memutus mata rantai penyebaran virus corona yang terus menggila.

Para pelaku usaha menyambut hangat kebijakan pembukaan mal di DKI Jakarta. Mereka berharap, kebijakan tersebut bisa memulihkan pekonomian yang selama beberapa bulan tersendat.

Social distancing di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta.Summarecon Agung Social distancing di Summarecon Mall Kelapa Gading, Jakarta.

Pembukaan mal dan pusat perbelanjaan dianggap sebagai angin segar bagi pelaku usaha dan para pekerja. Pasalnya, roda ekonomi akan berputar kembali. Para pekerja yang sebelumnya dirumahkan karena dampak pandemi juga bisa mulai bekerja kembali.

Karena, perdagangan menjadi salah satu penyumbang pertumbuhan perekonomian di DKI Jakarta dan juga kota-kota lainnya.

Pemulihan ekonomi memang perlu dilakukan. Karena sudah beberapa bulan ekonomi nyaris terhenti dihantam pandemi. Sejumlah negara yang telah melewati puncak pandemi mulai menggerakkan roda ekonomi.

Meski angka kasus akibat pandemi masih tinggi, Indonesia juga melakukan langkah serupa.

Namun, tak ada garansi pembukaan mal dan pusat perbelanjaan ini akan langsung membuat ekonomi kembali berseri.

Pembukaan mal dan pusat perbelanjaan yang disertai protokol kesehatan dikhawatirkan akan membuat masyarakat enggan untuk datang. Apalagi, selama pandemi masyarakat sudah terbiasa belanja melalui online yang tak perlu keluar rumah dan ribet dengan sekian aturan dan antrean.

Ledakan kasus

Jika para pelaku usaha menyambut gembira pembukaan mal dan pusat perbelanjaan, namun tak demikian bagi sejumlah ahli dan pakar epidemiologi. Angka penurunan virus corona di DKI Jakarta belum sesuai harapan.

Jika menengok data yang dipaparkan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, angka kasus di DKI Jakarta masih cukup tinggi.

Hingga Minggu (14/6/2020) kasus pasien positif virus corona di DKI tercatat 8.863 orang dari total data pasien positif virus corona yang mencapai 38.277 orang.

DKI Jakarta menduduki nomor tiga sebagai daerah dengan kasus Covid-19 tertinggi setelah Jawa Timur dan Sulawesi Selatan.

Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.SHUTTERSTOCK/Polina Tomtosova Ilustrasi mutasi virus corona baru. Virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.

Pembukaan mal dinilai tidak aman dan bisa memicu ledakan kasus dan gelombang kedua penyebaran virus corona.

Selain angka kasus yang masih cukup tinggi, mal dan pusat perbelanjaan rentan jadi lokasi penularan. Pasalnya, virus ini kabarnya lebih mudah menular di udara dingin.

Gedung dengan pendingin ruangan atau air conditioner (AC) berpotensi menyebarkan virus dari droplet yang terbawa angin dari AC.

Selain itu, pemerintah seharusnya lebih dulu membuka sektor-sektor produksi seperti pabrik dan perkantoran. Ini dilakukan agar masyarakat ada penghasilan setelah beberapa bulan banyak yang dirumahkan. Penghasilan itu akan membuat mereka memiliki daya beli.

Setelah itu baru mal dan pusat perbelanjaan dibuka kembali. Sebab, jika mal dan pusat perbelanjaan beroperasi sementara masyarakat tak memiliki daya beli maka hanya akan ‘buang-buang energi’. Karena, alih-alih membangkitkan ekonomi justru bisa membuat pengelola merugi.

Mengapa mal dibuka di tengah pandemi? Bagaimana kesiapan pengelola? Apakah pembukaan mal ini akan mampu membangkitkan ekonomi? Apakah daya beli masyarakat masih tinggi?

Apa dampak pembukaan mal terkait penanganan pandemi? Apakah pembukaan mal bisa meningkatkan penularan virus corona dan memicu gelombang kedua?

Ikuti pembahasannya dalam talkshow Dua Arah, Senin (15/6/2020) yang disiarkan langsung di Kompas TV mulai pukul 22.00 WIB.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com