Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebiasaan dalam Perjalanan yang Berubah Setelah Pandemi Covid-19 Berakhir

Kompas.com - 11/06/2020, 08:06 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pandemi Covid-19 yang menghantam hampir seluruh negara di dunia memang mengubah pola hidup dan budaya masyarakat.

Keberadaan virus yang membahayakan, mau tidak mau membuat penduduk Bumi beradaptasi dan melakukan hal-hal yang sebelumnya tidak terlalu mereka pedulikan.

Misalnya, mengenakan masker saat keluar rumah, selalu mencuci tangan hingga bersih, menjaga jarak aman saat berada di keramaian, dan sebagainya.

Kebiasaan yang terbentuk setidaknya dalam setengah tahun terakhir ini bisa jadi akan terus terbawa dalam kehidupan sehari-hari meski nantinya  pandemi telah dinyatakan berakhir dan tertangani.

Termasuk saat orang-orang melakukan perjalanan ke suatu daerah atau negara lain.

Mengutip dari laman World Econoic Forum, 6 Mai 2020, berikut ini beberapa hal yang mungkin menggambarkan wajah kebiasaan yang akan terbentuk di tengah masyarakat dunia dalam melakukan perjalanan, meski pandemi Covid-19 telah mereda.

Baca juga: Pilkada di Tengah Wabah, Bawaslu Khawatir Keinginan Masyarakat jadi Petugas Pemilihan Rendah

Minim sentuhan fisik

Hal ini merupakan salah satu kemungkinan yang paling besar untuk terjadi. Orang-orang akan mengurangi kegiatan yang mengharuskan mereka melakukan sentuhan fisik terhadap suatu benda atau permukaan.

Saat di hotel atau bandara, biasanya orang akan banyak memiliki interaksi yang melibatkan sentuhan. Misal, saat menyerahkan kartu identitas atau dokumen untuk check-in pesawat ataupun hotel.

Hal-hal sederhana yang sebelumnya tidak menjadi masalah itu hari ini justru bisa menjadi pangkal terjadinya infeksi.

Untuk itu, kedepannya beragam teknologi yang memungkinkan kita untuk tidak melakukan sentuhan secara fisik akan terus dikembangkan.

Misalnya, pemindaian identitas melalui mata, wajah atau melakukan suatu perintah dengan mengandalkan suara, gerakan, dan sebagainya.

Baca juga: Ganjar Merasa Tak Elok Bahas Elektabilitasnya yang Meroket di Tengah Wabah

Paspor kesehatan digital

Ke depan, rekam jejak atau status kesehatan seseorang akan menjadi sangat penting dan dipertimbangkan dalam berbagai aspek perjalanan.

Misalnya, ketika akan menaiki transportasi umum, memasuki suatu wilayah, dan sebagainya.

Untuk itu, akan dikembangkan teknologi yang dapat mengetahui potensi risiko yang dibawa seseorang sebelum ia bergerak ke tempat yang lain.

Seperti maskapai Emirates yang saat ini tengah mengembangkan uji Covid-19 di tempatbagi seluruh penumpangnya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Prakiraan BMKG: Wilayah yang Berpotensi Dilanda Hujan Lebat, Angin Kencang, dan Petir 13-14 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

[POPULER TREN] UKT dan Uang Pangkal yang Semakin Beratkan Mahasiswa | Kronologi Kecelakaan Bus Subang

Tren
7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

7 Gejala Stroke Ringan yang Sering Diabaikan dan Cara Mencegahnya

Tren
Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Kecelakaan Bus SMK Lingga Kencana, Izin Kendaraan Mati, Pengusaha Harus Dipolisikan

Tren
8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

8 Tanda Batu Ginjal dan Cara Mencegahnya

Tren
400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

400 Produk Makanan India Ditandai Mengandung Kontaminasi Berbahaya

Tren
Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Kecelakaan Maut Rombongan SMK di Subang dan Urgensi Penerapan Sabuk Pengaman bagi Penumpang Bus

Tren
'Whistleblower' Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

"Whistleblower" Israel Ungkap Kondisi Tahanan Palestina, Sering Alami Penyiksaan Ekstrem

Tren
9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

9 Negara Tolak Palestina Jadi Anggota PBB, Ada Argentina-Papua Nugini

Tren
Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Vasektomi Gratis dan Dapat Uang Imbalan, Ini Penjelasan BKKBN

Tren
Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Pendaftaran CPNS 2024 Diundur hingga Juni 2024, Ini Alasan Kemenpan-RB

Tren
Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Profil Jajang Paliama, Mantan Pemain Timnas yang Meninggal karena Kecelakaan

Tren
Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Dampak Badai Magnet Ekstrem di Indonesia, Sampai Kapan Terjadi?

Tren
Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Dampak Badai Matahari 2024, Ada Aurora dan Gangguan Sinyal Kecil

Tren
Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Penelitian Ungkap Lari Bisa Menyembuhkan Patah Hati, Berapa Durasinya?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com