Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Respons Ekonom Soal Dibukanya Kembali Aktivitas Ekonomi Masyarakat

Kompas.com - 08/06/2020, 18:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Pemerintah telah memberikan lampu hijau kepada 102 kabupaten/kota untuk memulai kembali aktivitas masyarakatnya pada akhir Mei lalu. 

Keputusan itu diberikan seiring status kabupaten atau kota tersebut yang masuk ke dalam zona hijau atau belum terdampak penularan virus corona.

Sementara itu, DKI Jakarta juga mulai memasuki babak baru penanganan virus corona dengan melonggarkan penguncian atau disebut Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi.

Dengan penerapan itu, sejumlah sektor pun kembali beroperasi. Rencananya, PSBB transisi fase pertama yang dimulai sejak Jumat (5/6/2020) akan dievaluasi pada akhir Juni 2020.

Baca juga: New Normal dan PSBB Transisi ala DKI Jakarta

Tekanan ekonomi

Menanggapi hal itu, ekonom senior Institute for Development of Economic and Finance (Indef) Enny Sri Hartati mengatakan, dimulainya kegiatan masyarakat belum tentu mampu mengeluarkan Indonesia dari tekanan ekonomi saat ini.

Menurutnya, pelonggaran ini memang bisa menjadi solusi bagi orang-orang yang terpuruk karena tak bisa bekerja.

Namun, jika kondisi seperti itu berkepanjangan, maka efisiensinya pun akan semakin panjang.

"Kalau dalam kondisi biasa, tidak harus dengan kapasitas 50 persen dan berbagai protokol ketat, itu kan kegiatan ekonomi kita akan jauh lebih efisien," kata Enny saat dihubungi Kompas.com, Senin (7/6/2020).

"Kalo new normal ini berkepanjangan, otomomatis efisiensinya ini kan berkepanjangan," sambungnya.

Enny menyebut kondisi semacam itu tidak akan terjadi jika kebijakan PSBB dilaksanakan secara optimal, baik oleh masyarakat maupun otoritas terkait.

Karena PSBB tak maksimal, kata Enny, mau tidak mau pelonggaran harus dilakukan karena beban masyarakat yang mengalami keterbatasan aktivitas ekonomi sudah sangat berat.

Selain itu, dia juga mengatakan, Indonesia saat ini belum menikmati keuntungan atau manfaat dari anggaran besar yang dibayarkan untuk penanganan Covid-19.

"Selama ini kan kita lebih banyak membayar biayanya tapi kita belum menikmati keuntungannya. Tapi kita harus sadar bahwa PSBB ini berdampak pada tekanan ekonomi masyarakat, termasuk kalangan bawah," kata Enny.

Baca juga: Kurs Rupiah di Awal Pekan, Masih di Bawah Rp 14.000 Per Dollar AS

Penguatan rupiah

Sementara mengenai penguatan rupiah dalam beberapa hari terakhir, Enny menjelaskan bahwa hal itu tak ada hubungannya dengan kebijakan new normal dan kembalinya aktivitas ekonomi.

Menurutnya, penguatan rupiah itu diakibatkan oleh kondisi ekonomi dan keamanan AS yang mengalami dampak terburuk dalam puluhan tahun terakhir.

"Penguatan rupiah tidak ada hubungannya dengan new normal, tapi karena kondisi Amerika. Dollar mengalami pelemahan ke seluruh mata uang dunia," jelas dia.

"Kondisi instabilitas ekonomi atau keamanan di AS ini yang terburuk, sehingga kepercayaan pemegang dollar jadi menurun," tambahnya.

Karena itu, penguatan rupiah ini tak bisa dijadikan sebagai patokan respon atas kebijakan Indonesia terkait pelonggaran penguncian .

Dia pun menegaskan bahwa tak ada alasan fundamental yang mendukung penguatan rupiah dalam beberapa waktu terakhir.

"Dari sisi apa pun tak ada yang pengaruh dengan rupiah, karena neraca perdagangan kita masih defisit, probabilitas ekonomi triwulan kedua juga malah jadi minus, dan aktivitas ekonomi masyarakat hari ini masih sangat terganggu," terang dia.

Baca juga: Kabar Baik Indonesia Hari Ini: 102 Daerah Bebas Covid-19, Rupiah Menguat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Situs Panganku.org Beralih Fungsi Jadi Judi Online, Kemenkes dan Kemenkominfo Buka Suara

Tren
Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Kapan Pengumuman Hasil Tes Online 1 Rekrutmen Bersama BUMN 2024?

Tren
Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Ramai soal Surat Edaran Berisi Pemkab Sleman Tak Lagi Angkut Sampah Organik, Ini Kata DLH

Tren
Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com