Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapan Saat yang Tepat Longgarkan Pembatasan karena Virus Corona?

Kompas.com - 31/05/2020, 09:32 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah negara di dunia mulai melakukan pelonggaran penguncian (lockdown) dan pembatasan yang diterapkan untuk mencegah penyebaran virus corona.

Di Indonesia, beberapa provinsi dan kabupaten/kota akan mulai relaksasi dan menerapkan normal baru atau new normal.

Melansir  New Scientist, 20 Mei 2020, sekitar setengah dari populasi dunia mengalami karantina setelah adanya wabah virus corona.

Pelonggaran pembatasan di beberapa negara dilakukan setelah menurunnya angka kasus-kasus baru.

Bagaimana kita bisa tahu kapan saat yang tepat untuk melonggarkan pembatasan?

Indikator pelonggaran

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) merekomendasikan, suatu negara bisa melakukan pelonggaran jika memang penyebaran virus telah terkendali.

Salah satunya, dengan melihat penurunan yang signifikan dalam jumlah kasus.

WHO juga menyarankan agar negara menggunakan pengujian dan pelacakan kontak untuk mengidentifikasi dan mengisolasi kasus baru Covid-19.

Sebab, tanpa penyaringan dan isolasi, pelonggaran pembatasan pasti akan menyebabkan jumlah infeksi baru meningkat lagi.

Profesor riset operasional di University College London, Christina Pagel, mengatakan, untuk meredakan pembatasan, sejumlah kasus di suatu negara juga harus berada pada tingkat yang dapat dikelola.

Ia mencontohkan, dalam pemodelan matematika, R merupakan jumlah orang yang terinfeksi oleh virus ini.

Menurut Pagel, jika angka di R ini berada di kadar kurang dari 1, maka itu merepresentasikan tingkat infeksi yang stabil.

Sementara, jika R memiliki kadar lebih dari satu, maka angka kasus Covid-19 akan terus meningkat.

Waspada gelombang kedua

Sejumlah pasangan dengan mengenakan masker menari di sebuah taman di sebelah Sungai Yangtze, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Selasa (12/5/2020). Memasuki enam pekan bebas dari lockdown yang diterapkan akibat pandemi Covid-19 sejak Januari lalu, warga Wuhan kembali beraktivitas walau dalam kondisi terbatas.AFP/HECTOR RETAMAL Sejumlah pasangan dengan mengenakan masker menari di sebuah taman di sebelah Sungai Yangtze, Wuhan, Provinsi Hubei, China, Selasa (12/5/2020). Memasuki enam pekan bebas dari lockdown yang diterapkan akibat pandemi Covid-19 sejak Januari lalu, warga Wuhan kembali beraktivitas walau dalam kondisi terbatas.
Selain itu, kekhawatiran lain muncul ketika jumlah kasus baru mengalami penurunan angka, yakni risiko gelombang infeksi kedua.

Di Wuhan, China, ditemukan kasus-kasus baru pada 10 Mei 2020, setelah sejumlah kota mulai melonggarkan pembatasan pada awal April 2020.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com