Namun malapetaka politik tahun 1965 membuat dukuh tersebut hancur, baik secara fisik maupun mental. Karena kebodohannya, mereka terbawa arus dan divonis sebagai manusia-manusia yang telah mengguncangkan negara ini.
Baca juga: Menteri Susi: Tak Masalah Kayak Ronggeng Monyet demi Jakarta
3. Tetralogi Laskar Pelangi karya Andrea Hirata
Laskar Pelangi merupakan novel pertama dari tetralogi novel karya Andrea Hirata. Novel-novel lainnya berjudul Sang Pemimpi, Edensor, dan Maryamah Karpov.
Tetralogi ini diangkat dari kisah hidup penulisnya sendiri. Pada novel Laskar Pelangi, Andrea Hirata mengisahkan kehidupan masa kecilnya bersama teman-temannya.
Melalui tokoh Ikal ia membawa pembaca menjelajahi Belitong selayaknya seorang anak yang sedang bermain-main bersama kawan-kawannya.
Selain itu, ada tokoh Lintang, seorang kuli kopra cilik yang genius dan dengan senang hati bersepeda 80 kilometer pulang pergi untuk memuaskan dahaganya akan ilmu bahkan terkadang hanya untuk menyanyikan Padamu Negeri di akhir jam sekolah.
Baca juga: Belasan Tahun Berlalu, Trio Kwek Kwek Reunian Nyanyikan Lagu Laskar Pelangi
4. Trilogi Negeri 5 Menara karya Ahmad Fuadi
Novel ini merupakan judul pertama dari trilogi Negeri 5 Menara yang ditulis oleh Ahmad Fuadi. Dua novel lainnya berjudul Ranah 3 Warna dan Rantau 1 Muara.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Alif yang lahir di pinggir Danau Maninjau dan tidak pernah menginjak tanah di luar ranah Minangkabau. Ibunya ingin dia menjadi Buya Hamka walau Alif ingin menjadi Habibie, dengan setengah hati dia mengikuti perintah Ibunya: belajar di pondok.
Di kelas hari pertamanya di Pondok Madani (PM) di Jawa Timur, Alif terkesima dengan “mantera” sakti man jadda wajada. Siapa yang bersungguh-sungguh pasti sukses.
Dipersatukan oleh hukuman jewer berantai, Alif berteman dekat dengan Raja dari Medan, Said dari Surabaya, Dulmajid dari Sumenep, Atang dari Bandung dan Baso dari Gowa.
Di bawah menara masjid yang menjulang, mereka berenam kerap menunggu maghrib sambil menatap awan lembayung yang berarak pulang ke ufuk. Di mata belia mereka, awan-awan itu menjelma menjadi negara dan benua impian masing-masing.
Baca juga: Novel Negeri 5 Menara Akan Dibawa ke Frankfurt Book Fair 2015
5. Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin karya Tere Liye
Novel karya penulis yang populer di kalangan anak muda ini membawakan tema 'cinta' sebagai narasi utama diusungnya. Alunan bahasa yang puitis dan dipenuhi kata-kata indah, novel ini sangat tepat untuk menghabiskan waktu sembari merenungkan makna 'cinta'.
Berikut adalah sinopsis novel ini:
Dia bagai malaikat bagi keluarga kami. Merengkuh aku, adikku, dan Ibu dari kehidupan jalanan yang miskin dan nestapa. Memberikan makan, tempat berteduh, sekolah, dan janji masa depan yang lebih baik.
Dia sungguh bagai malaikat bagi keluarga kami. Memberikan kasih sayang, perhatian, dan teladan tanpa mengharap budi sekali pun. Dan lihatlah, aku membalas itu semua dengan membiarkan mekar perasaan ini.
Ibu benar, tak layak aku mencintai malaikat keluarga kami. Tak pantas.
Baca juga: Novel Tere Liye Rembulan Tenggelam di Wajahmu Akan Difilmkan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.