Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Remehkan Virus Corona, Epidemiolog Sebut Bisa Jadi Bumerang

Kompas.com - 17/05/2020, 13:05 WIB
Nur Rohmi Aida,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Di mana meliputi jaga jarak, pakai masker, tak berpergian kalau tak perlu, tak berkerumun dan sebagainya. Adapun perkantoran atau institusi harus menerapkan pola kerja baru.

Baca juga: 5 Krisis Besar Dunia Selain Virus Corona

“Seperti pada bandara harus dibuat aturannya, seperti pintu masuk bandara harus diukur suhu tubuhnya. Kalau segini nggak oleh masuk. Diatur posisi duduk, berdiri juga diatur sehingga nggak kayak yg viral itu,” ujar Dicky.

Pola kerja baru tiap institusi juga harus dibuat aturannya seperti aturan mengenai pekerja kurang dari 45 tahun yang boleh kembali ke kantor yang menurutnya harus diseleksi kembali.

Misal, apakah mereka memiliki penyakit diabetes atau penyakit penyerta lainnya. 

“Kemudian apabila sudah ditetapkan mana yang berisiko mana yang nggak, maka yang bisa masuk jangan semua langsung harus bekerja penuh," ungkap dia. 

Physical distancing harus dijaga, seperti perlunya diatur tidak terlalu ramai, masuk selang-seling dengan nomor genap ganjil dan semacamnya.

Baca juga: Usai Corona, Sri Mulyani Bebaskan PNS Kemenkeu Kerja dari Mana Saja, Ini Syaratnya

“Kan tetap harus dilakukan jaga jarak tidak ramai. Ini untuk mendukung melandaikan kurva yang akan lama,sambil menunggu vaksin atau obat. Sehingga tempat kerja harus bikin aturan detil,” ungkap dia.

Selanjutnya pola ketiga adalah pola pelayanan baru yang berkaitan dengan institusi yang harus tetap memberikan pelayanan langsung ke masyarakat.

Mereka juga harus memiliki aturan karena rentan lantaran berinteraksi dengan masyarakat yang bisa jadi terinfeksi Covid-19. 

Ia menjelaskan, untuk mengatasi virus corona maka diperlukan strategi yang komprehensif.

“Kan pemerintah ada target-target ekonomi berkaitan pelonggaran, nah target ekonomi yang akan dicapai pemerintah itu tidak akan tercapai apabila strategi utama di sektor kesehatan penanganan di bidang pandeminya tidak tepat, tidak masif agresif, tidak responsif, artinya ini yang harus diutamakan dahulu,” tutur Budi. 

Baca juga: Warga Dirikan Warung Gratis, Prihatin dengan Kondisi Saat Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com