Menilik keakuratan alat, Yusuf mengatakan, pihaknya belum dapat memastikan kekuatan akurasi SPR.
"Kita tidak bisa mengatakan keakurasian jika belum mencoba dengan virus asli, karena kan virus ini mudah menular. Artinya, kalau kita ingin menguji langsung virus corona dengan SPR, maka kita harus berada di fasilititas yang aman," lanjut dia.
Meski demikian, alat SPR ini mampu mendeteksi suatu virus 1 nanogram per mililiter.
Sementara itu, dihubungi secara terpisah, Ketua Lab Advanced Functional Materials Laboratory, Teknik Fisika ITB, Prof Brian Yuliarto, PhD, mengungkapkan, SPR dipengaruhi oleh konstanta dielektrik medium dan metal, yang dalam kasus ini adalah indeks biasnya.
"Setiap zat dengan konsentrasi tertentu memiliki indeks bias yang berbeda, sehingga fenomena SPR yang dihasilkan juga berbeda. Hal inilah yang mengakibatkan SPR sangat sensitive dan dapat diterapkan sebagai biosensor, misalnya sebagai sensor virus Sars-Cov-2," ujar Brian kepada Kompas.com pada Minggu (17/5/2020).
Menurut dia, sampel tanpa dan dengan virus akan menghasilkan fenomena SPR yang berbeda karena perbedaan indeks biasnya.
Dengan demikian, jika pada sampel terdapat suatu virus tertentu (Sars-Cov-2), maka dapat dideteksi keberadaan dan konsentrasi virus tersebut secara real time.
"Adapun substrat metal (emas) tersebut diberikan preparasi khusus agar selektif terhadap virus tertentu yang diinginkan," ujar Ketua Pusat Nanosains dan Nanoteknologi ITB ini.
Tim ITB dan UNPAD saat ini sedang bekerja keras mencari teknik untuk menempelkan antibodi dan zat lainnya agar chip sensor hanya menangkap protein spike dari Covid-19 dan tidak reaktif dengan zat lainnya.
Data-data awal yang didapat telah menunjukkan sensor dapat reaktif terhadap 1 ng/mL Covid-19.
"Pengujian akan terus dilakukan untuk memastikan Biosensor SPR untuk deteksi Covid-19 memiliki sensitivitas dan selektifitas yang tinggi terhadap Covid-19," lanjut dia.
Baca juga: Tekan Penyebaran Corona, Menhan Prabowo Serahkan 5.000 Alat Rapid Test ke Pemkot Bekasi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.