Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Reaksi Berlebihan terhadap Virus Corona, Kunci Vietnam Sukses Tangani Covid-19

Kompas.com - 16/05/2020, 15:09 WIB
Mela Arnani,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Vietnam yang mempunyai jumlah penduduk mencapai 97 juta jiwa, hanya melaporkan ratusan kasus positif virus corona yang terjadi di negaranya.

Bahkan, negara ini mencatatkan bahwa tidak ada kasus kematian yang terjadi.

Hampir sebulan berlalu sejak transmisi komunitas terakhir, negara mulai melonggarkan aturan-aturan yang diterapkan.

Para ahli mengatakan bahwa tidak seperti negara lain yang mengalami infeksi dan kematian dalam skala besar, Vietnam telah bertindak sejak dini.

Meskipun hemat biaya, pendekatan yang intensif memiliki kekurangan, dan para ahli mengatakan mungkin telah terlambat bagi sebagian besar negara lain untuk belajar dari keberhasilan negara tersebut.

Baca juga: 38 Suku Amazon di Brasil Terinfeksi Virus Corona

Tindakan ekstrem tapi masuk akal

Dr Todd Pollad dari Harvard's Partnership for Health Advancemnet di Hanoi mengatakan, dalam menghadapi virus yang saat ini terjadi, memang lebih baik bereaksi secara berlebihan.

"Ketika berurusan dengan novel-novel (virus) semacam ini yang berpotensi menimbulkan patogen berbahaya, lebih baik bereaksi berlebihan," kata dia seperti dilansir dari BBC, 15 Mei 2020.

Menyadari sistem medis akan kewalahan oleh penyebaran virus yang ringan, Vietnam memilih pencegahan dini dalam skala besar.

Pada awal tahun ini, sebelum ada kasus terkonfirmasi, pemerintah Vietnam telah memulai tindakan untuk mempersiapkan pneunomia jenis baru yang misterius ini, di mana saat itu telah membunuh dua orang di Wuhan.

Baca juga: Menurut Rudiantara, Ini Dampak Virus Corona terhadap Bisnis

Saat kasus virus pertama dikonfirmasi pada 23 Januari 2020, yaitu seorang pria yang telah melakukan perjalanan dari Wuhan, negara ini tengah mereaksikan rencana darurat.

"Itu sangat cepat bertindak dengan cara yang tampaknya cukup ekstrem pada saat itu tetapi kemudian terbukti agak masuk akal," kata Prof Guy Thwaites, direktur Unit Penelitian Klinis Universitas Oxford (OUCRU) di Kota Ho Chi Minh, yang bekerja dengan pemerintah dalam program penyakit menular.

Vietnam memberlakukan langkah-langkah cepat, di saat negara-negara lain akan membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk melakukan pembatasan perjalanan. 

Vietnam juga memantau dengan cermat dan akhirnya menutup perbatasan dengan China dan meningkatkan pemeriksaan kesehatan di perbatasan dan tempat rentan lainnya.

Sekolah pun telah tutup pada akhir Januari hingga pertengahan Mei. Operasi pelacakan kontak yang luas tengah berlangsung.

Baca juga: Sambil Menangis Beri Semangat Bidan yang Diduga Terpapar Corona, Warga: Jangan Takut, Tuhan Beserta Engkau

"Ini adalah negara yang telah menangani banyak wabah di masa lalu," ujar kata Prof Thwaites, dari SARS (2003) hingga flu burung (2010) dan wabah besar campak dan demam berdarah.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Sunat Perempuan Dilarang WHO karena Berbahaya, Bagaimana jika Telanjur Dilakukan?

Tren
UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

UU Desa: Jabatan Kades Bisa 16 Tahun, Dapat Tunjangan Anak dan Pensiun

Tren
Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Harga Kopi di Vietnam Melambung Tinggi gara-gara Petani Lebih Pilih Tanam Durian

Tren
Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Kasus Mutilasi di Ciamis dan Tanggung Jawab Bersama Menangani Orang dengan Gangguan Mental

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Mengatasi Kecemasan Berlebih

Tren
Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Terkait Penerima KIP Kuliah yang Bergaya Hedon, UB: Ada Evaluasi Ulang Tiga Tahap

Tren
Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Catat, Ini 5 Jenis Kendaraan yang Dibatasi Beli Pertalite di Batam Mulai Agustus

Tren
Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Wacana Pembongkaran Separator di Ring Road Yogyakarta, Begini Kata Ahli UGM

Tren
BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

BMKG: Wilayah yang Dilanda Hujan Lebat dan Angin Kencang 9-10 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

[POPULER TREN] Prakiraan Cuaca BMKG: Wilayah Hujan Lebat 9 Mei 2024 | Vaksin AstraZeneca Ditarik Peredarannya

Tren
Mengulik Racunomologi

Mengulik Racunomologi

Tren
Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Pemain Bola Malaysia Kembali Jadi Korban Penyerangan, Mobil Diadang Saat Berangkat ke Tempat Latihan

Tren
Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Cara Mengetahui Jenis Vaksin Covid-19 yang Pernah Diterima

Tren
Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Potensi Manfaat Tanaman Serai untuk Menurunkan Kolesterol Jahat

Tren
Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Sejumlah Riset Sebut Hubungan Kekurangan Vitamin D dengan PCOS

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com