Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketika Virus Corona Mulai Menginfeksi Kamp Pengungsian Rohingya di Bangladesh...

Kompas.com - 15/05/2020, 10:30 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona telah terdeteksi di salah satu kamp yang menampung lebih dari 1 juta pengungsi Rohingya di Bangladesh.

Pejabat senior Bangladesh dan Juru Bicara PBB, Kamis (14/5/2020), mengatakan, seorang pengungsi dan warga sekitar kamp telah dinyatakan positif Covid-19.

Hal itu menjadikannya sebagai kasus pertama yang dikonfirmasi di kamp-kamp padat penduduk.

"Hari ini mereka telah dibawa ke pusat isolasi setelah dinyatakan positif," kata Mahbub Alam Talukder, Komisaris Bantuan dan Repatriasi Pengungsi, dilansir dari Reuters, Kamis (14/5/2020).

Menurut juru bicara PBB, pasien lain berasal dari "populasi inang", sebuah istilah yang biasanya merujuk pada penduduk lokal di luar kamp.

Infeksi virus corona telah meningkat dalam beberapa hari terakhir di Bangladesh, yang telah melaporkan 18.863 kasus dengan 283 kematian.

Baca juga: Saat Ratusan Dokter di Bangladesh Terinfeksi Virus Corona...

Pekerja kemanusiaan telah memperingatkan kemungkinan bencana kemanusiaan jika ada wabah yang signifikan di kamp-kamp pengungsi di luar Cox's Bazar.

Direktur Kesehatan Save the Children's Bangladesh Dr Shamim Jahan mengatakan, virus corona telah menguasao negara tersebut.

"Diperkirakan hanya ada 2.000 ventilator di seluruh Bangladesh yang melayani 160 juta penduduk. Di kamp pengungsi Rohingnya yang menjadi rumah bagi hampir satu juta orang, tak ada perawatan intensif saat ini," kata Shamim.

"Sekarang virus telah memasuki pemukiman pengungsi terbesar di dunia di Cox's Bazar, kami melihat prospek yang sangat nyata bahwa ribuan orang mungkin meninggal akibat Covid-19," lanjut dia.

Senada dengan Shamim, Duta Besar AS Sam Brownback menyebut virus corona akan menyebar secara cepat di tempat itu.

Ia juga berharap agar kamp tersebut segera memiliki akses ke perawatan kesehatan yang memadai.

Direktur Negara Bangladesh di Komite Penyelamatan Internasional Manish Agrawal mengatakan, fasilitas kesehatan di kamp kekurangan staf dan ruangan.

Baca juga: Hasil Rapid Test Jamaah Tabligh Asal Bangladesh Reaktif, Sempat Keliling Masjid dan Pesantren di Pandeglang

Selain itu, orang-orang di kamp juga tak memiliki cukup sabun dan air atau ruang untuk melindungi diri mereka sendiri.

"Di sini, kepadatan penduduk mencapai 40.000 hingga 70.000 per kilometer persegi. Itu setidaknya 1,6 kali kepadatan populasi di kapal pesiar Diamond Princess, kapal yang menjadi tempat penyebaran virus corona empat kali lebih cepat dari pada di Wuhan," kata Manish.

"Tanpa upaya untuk meningkatkan akses layanan kesehatan, memperbaiki sanitasi, mengisolasi kasus-kasus yang dicurigai, penyakit ini akan menghancurkan pengungsi dan penduduk lokal di sini," kata dia.

Lebih dari 730.000 Rohingya tiba dari Myanmar pada akhir 2017 setelah melarikan diri dari penumpasan militer.

Myanmar pun menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional di Den Haag atas kekerasan tersebut.

Namun, pihak militer telah membantah tuduhan itu dan mengatakan bahwa mereka bertempur secara sah melawan gerilyawan Rohingya yang menyerang lebih dulu.

Baca juga: Saat Lagu Nyanyian Kode Dibawakan Artis Jepang sebagai Penyemangat Melawan Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com