KOMPAS.com - Hari ini, 22 tahun yang lalu, tepatnya pada 13 Mei 1998 Jakarta dilanda kerusuhan massa.
Kerusuhan berlangsung hingga 15 Mei dan memicu pengunduran diri presiden Soeharto seminggu setelahnya.
Harian Kompas, Kamis (14/5/1998) memberitakan kerusuhan massa diwarnai aksi perusakan dan pembakaran bangunan dan kendaraan bermotor.
Baca juga: Selasa Kelam 12 Mei 1998, Terjadinya Tragedi Trisakti...
Kerusuhan itu bermula dari kawasan Kampus Trisakti, yaitu sekitar Jalan Daan Mogot, Jalan Kyai Tapa, Jalan S Parman.
Menjelang sore hari aksi perusakan dan pembakaran meluas ke kawasan Bendungan Hilir, Kedoya, Jembatan Besi, Bandengan Selatan, Tubagus Angke, Semanan, Kosambi.
Bagaimana kronologinya?
Awalnya massa berdiam di kawasan sekitar kampus dan mulai bergerak sekitar pukul 11.30 WIB.
Massa adalah para mahasiswa Trisakti. Sehari sebelumnya (13/5/1998), teman-teman mereka gugur karena ditembaki saat aksi damai meminta reformasi.
Sebelum bergerak pada Kamis (14/5/1998), para mahasiswa mengadakan aksi berkabung terlebih dahulu untuk mengenang 4 mahasiswa yang meninggal akibat ditembak oleh aparat tersebut.
Baca juga: 5 Kasus HAM yang Belum Tuntas, dari Peristiwa Trisakti hingga Paniai
Terjadi pembakaran sebuah truk sampah di perempatan jalan layang. Massa kemudian melempari barisan aparat yang memblokir jalan di depan Gedung Mal Ciputra dengan batu, botol dan benda lainnya.
Mereka juga mencabuti dan merusak rambu-rambu lalu lintas maupun pagar pembatas jalan.
Aparat kemudian mengeluarkan rentetan tembakan peringatan dan gas air mata, yang membuat massa tunggang langgang.
Di Jalan Daan Mogot, massa mengamuk dengan membakar dan merusak gedung maupun mobil.