Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lockdown karena Virus Corona, Begini Bazar Ramadhan Virtual di Malaysia...

Kompas.com - 29/04/2020, 15:13 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

Sumber Reuters

KOMPAS.com - Selama 15 tahun, Siti Zubaedah Abdul Wahab mengisi Ramadhan dengan berjualan martabak daging satu bulan penuh di bazar Ramadhan Malaysia.

Namun, hal tersebut tidak bisa lagi dilakukan pada Ramadhan tahun ini. Martabak Mami Martabak Sultan, merek martabak milik Siti Zubaedah, kini melayani pemesanan martabak melalui WhatsApp dan Facebook.

Melansir Reuters, Selasa (28/4/2020), mereka sudah mulai membuka pemesanan sejak seminggu sebelum Ramadhan.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia 29 April: 3,1 Juta Kasus, 951.030 Sembuh, 217.094 Meninggal 

Hal itu terjadi setelah Pemerintah Malaysia memutuskan untuk menutup bazar Ramadhan sebagai langkah pencegahan penyebaran pandemi virus corona.

"Ini adalah pertama kalinya kami berjualan secara online. Oleh sebab itu, kami ingin memulai lebih awal agar para pelanggan bisa menemukan kami," kata Siti Zubaedah.

Bulan suci Ramadhan identik dengan kemunculan pedagang jajanan atau takjil yang melayani kebutuhan berbuka puasa umat Islam.

Baca juga: UPDATE Corona di Probolinggo: Bertambah 4 Kasus Positif, Berasal dari Klaster Makassar dan Surabaya

Namun, pandemi virus corona, dengan lebih dari 2,6 juta orang terinfeksi di seluruh dunia, telah menyebabkan perlunya langkah-langkah antisipasi yang ketat.

Pihak berwenang Malaysia telah memberlakukan lockdown hingga pertengahan Mei dan menutup bazar Ramadhan.

Bazar ini biasanya dihadiri oleh banyak orang dan menampilkan ratusan kios yang menjual makanan untuk berbuka puasa, atau makanan cepat saji.

Baca juga: Soal Prediksi Akhir Pandemi Corona, Modelling Kebijakan dan Tes Covid-19...

Kolaborasi dengan platform digital

Adanya lockdown telah memaksa ribuan pedagang kaki lima untuk bermitra dengan platform digital, seperti yang terjadi di Indonesia.

“Di Indonesia, Anda dapat memesan hampir semua yang Anda inginkan melalui aplikasi,” kata Rosli Sulaiman, Presiden Asosiasi Pedagang Melayu dan Pedagang Melayu Malaysia.

“Di sini kita harus melakukan sedikit penyesuaian karena sebagian besar pedagang terbiasa berjualan di pinggir jalan. Beralih ke sistem online atau bertransaksi non-tunai akan menjadi sesuatu yang baru bagi mereka," kata Rosli. 

Baca juga: Soal Prediksi Akhir Pandemi Corona, Modelling Kebijakan dan Tes Covid-19...

Pedagang kaki lima Malaysia sangat terpukul oleh lockdown, dengan perkiraan kerugian sekitar 50 juta ringgit atau sekitar Rp 176 miliar dari sekitar 100.000 pedagang.

Untuk mengurangi kerugian, beberapa perusahaan telah mengembangkan platform e-bazaar untuk membantu pedagang kaki lima bermitra dengan layanan delivery dan menjangkau lebih banyak pelanggan secara online.

"Ini akan menjadi pengalaman baru yang cukup sulit, tapi kita tidak punya pilihan," kata Rosli.

Baca juga: Selidiki Kenapa Pria Rentan Terinfeksi Corona, Ahli Lakukan Uji Hormon

Namun, banyak bisnis makanan kecil lebih suka pemasaran langsung kepada pelanggan di media sosial karena mereka tidak mendapatkan cukup laba untuk dibagi dengan layanan delivery.

Lusinan grup bazar Ramadhan telah bermunculan di Facebook, di mana penjual dapat menawarkan layanan pengiriman tunai kepada pelanggan yang paling dekat dengan mereka.

Tidak hanya di Malaysia, bazar Ramadhan virtual juga didirikan di Singapura. Negara Merlion itu juga memutuskan untuk menutup bazar Ramadhan sebagai langkah pencegahan penyebaran pandemi virus corona.

Pandemi ini sangat memengaruhi perayaan Ramadhan, yang secara tradisi merupakan bulan ketika umat Islam menghabiskan sebagian besar waktu mereka dengan keluarga dan menghadiri shalat tarawih di masjid.

Baca juga: Sebanyak 130 Orangutan di Pusat Rehabilitasi Terancam Kehabisan Makanan di Tengah Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Ketahui, Ini Masing-masing Manfaat Vitamin B1, B2, hingga B12

Tren
Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Uni Eropa Segera Larang Retinol Dosis Tinggi di Produk Kecantikan

Tren
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata, Israel Justru Serang Rafah

Tren
Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Pengakuan TikToker Bima Yudho Dapat Tawaran Endorse Bea Cukai, DBC: Tak Pernah Ajak Kerja Sama

Tren
Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Mengenal Rafah, Tempat Perlindungan Terakhir Warga Gaza yang Terancam Diserang Israel

Tren
Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Fortuner Polda Jabar Tabrak Elf Picu Kecelakaan di Tol MBZ, Pengemudi Diperiksa Propam

Tren
Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Alasan Polda Metro Jaya Kini Kirim Surat Tilang via WhatsApp

Tren
UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

UPDATE Identitas Korban Meninggal Tabrakan KA Pandalungan Vs Mobil di Pasuruan, Berasal dari Ponpes Sidogiri

Tren
Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Salinan Putusan Cerai Ria Ricis Beredar di Medsos, Bagaimana Aturan Publikasi Dokumen Perceraian?

Tren
Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Spyware Mata-mata asal Israel Diduga Dijual ke Indonesia

Tren
Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Idap Penyakit Langka, Seorang Wanita di China Punya Testis dan Kromosom Pria

Tren
Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Ribuan Kupu-kupu Serbu Kantor Polres Mentawai, Fenomena Apa?

Tren
Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Ramai soal Susu Dicampur Bawang Goreng, Begini Kata Ahli Gizi

Tren
57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini 'Ditemukan'

57 Tahun Hilang Saat Perang Vietnam, Tentara Amerika Ini "Ditemukan"

Tren
5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

5 Tahun Menjabat, Sekian Uang Pensiun Seumur Hidup Anggota DPR RI

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com