"Kenalan saya yang bekerja di sebuah agen negara mengatakan, seharusnya tidak bercerita bahwa virus corona ada di sini atau saya dengar informasi tersebut, kalau tidak, saya akan mendapatkan masalah," ujar seorang warga di ibu kota Ashgabat.
Namun, otoritas Turkmenistan sedang berupaya mengatasi kemungkinan wabah akan masuk dalam negaranya.
Baca juga: [POPULER TREN] Mengintip Jejak Bupati Klaten Sri Mulyani | 6 Gejala Baru Virus Corona
Berkoordinasi dengan badan-badan PBB, Pemerintah Turkmenistan mendiskusikan rencana aksi.
Koordinator Residen PBB, Elena Panova, menyampaikan, rencana ini termasuk koordinasi tingkat negara, komunikasi risiko, investigasi kasus, diagnostik laboratorium, dan langkah-langkah lainnya.
Ketika reporter BBC menanyakan kepada Panova, apakah PBB memercayai angka resmi yang menunjukkan Turkmenistan tidak memiliki kaus Covid-19 yang dikonfirmasi, Panova menghindari memberikan jawaban langsung.
"Kami mengandalkan informasi resmi, karena inilah yang dilakukan semua negara. Tidak ada masalah kepercayaan karena itu cara kerjanya," ujar Panova.
Ia menjelaskan, langkah-langkah awal untuk membatasi perjalanan mungkin berkontribusi pada kurangnya kasus yang dikonfirmasi.
Turkmenistan memang menutup sebagian besar penyeberangan perbatasan darat lebih dari sebulan lalu.
Mereka juga membatalkan penerbangan ke China dan beberapa negara lain pada awal Februari dan mulai mengalihkan semua penerbangan internasional dari ibu kota ke Turkmenabat di timur laut, tempat zona karantina dibuat.
Namun, menurut beberapa penduduk, beberapa orang dapat menyuap keluar dari zona dan menghindari dua minggu isolasi di tenda.
Panova mengatakan, semua orang yang tiba di negara itu dan mereka yang menunjukkan gejala sedang diuji untuk Covid-19.
Namun, dia tidak bisa memberikan angka pasti berapa banyak tes yang dilakukan sehari dan berapa banyak test kit Turkmenistan secara keseluruhan.
Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona