Ibu Tien Soeharto lahir dengan nama Raden Ayu Siti Hartinah pada 23 Agustus 1923 di Jaten, dusun di pinggir jalan antara Solo-Tawangmangu, Jawa Tengah.
Ibu Tien dikenal sebagai ibu negara dengan multiperan, yakni sebagai ibu negara, sebagai ibu, sebagai nenek, dan nenek buyut.
Multiperan itu merupakan bagian dari kehidupannya sehari-hari dijalankannya bertahun-tahun tanpa mengeluh.
Jumat (26/4/1996), Ibu Tien sebagai Ibu Negara masih sempat menerima Menteri Agama Tarmizi Taher, Menteri Keuangan Marie Muhammad, dan Ponco Sutowo dari Panitia Festival Istiqlal.
Baca juga: Mengenang 25 Tahun Kepergian Nike Ardila, seperti Apa Perjalanan Hidupnya?
Museum festival Istiqlal
Dalam pertemuan itu, Ibu Tien meminta Panitia Istiqlal membuat Museum Festival Istiqlal di kompleks Taman Mini, dan berharap agar museum itu bisa selesai sebelum ulang tahun Taman Mini Indonesia Indah (TMII) tahun depan.
Selain itu, menjelang kepergiannya, Ibu Tien berjalan-jalan dengan cucu-cucunya sepanjang hari ke Taman Buah Mekarsari di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat. Perjalanan ke Cileungsi itu merupakan perjalanan terakhirnya.
Multiperannya sebagai ibu negara dimulai dengan dilantiknya Pak Harto sebagai Presiden RI kedua pada 27 Maret 1968.
Tugasnya semakin lama semakin berat sesuai dengan kemajuan Indonesia dan tantangan-tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia.
Dia dikenal peduli kepada rakyat kecil, kaum yang lemah, cacat, dan tertindas. Itu tampak dalam berbagai kegiatan sosial yang dilakukannya.
Baca juga: Mengenang Seniman Musik Djaduk Ferianto...
Beberapa peran Ibu Tien antara lain:
Sebagai Ibu Negara, Ibu Tien menerima penghargaan dari berbagai negara, antara lain:
Dari Pemerintah Indonesia Ibu Tien memperoleh penghargaan:
Baca juga: Mengenang Legenda Bulu Tangkis Indonesia Johan Wahyudi...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.