Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ramai Bersepeda di Tengah Pandemi Corona, Ini 3 Hal yang Perlu Diperhatikan

Kompas.com - 22/04/2020, 13:01 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Wabah virus corona masih menjangkit di 210 negara di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Menurut laporan terkini, jumlah kasus virus corona di Indonesia telah mencapai 7.135 kasus hingga Rabu (22/4/2020).

Meski kasus dan korban jiwa akibat virus yang menyerang pernapasan ini terus bertambah, sejumlah warga justru terlihat mulai beraktivitas di luar rumah, misalnya berolahraga menggunakan sepeda di pagi hari maupun sore hari.

Meski berolahraga dinilai dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan meminimalisir penularan virus corona, apa saja hal yang perlu diperhatikan dalam bersepeda?

Dokter spesialis kesehatan olahraga, dr Michael Triangto, SpKO mengungkapkan, berolahraga di tengah pandemi virus corona tidak jauh lebih baik dari yang tidak berolahraga sama sekali.

Sebab, hal itu bergantung seperti kurva c di mana orang yang sering berolahraga berat justru mudah terinfeksi virus atau penyakit apa pun.

"Kita memiliki kurva tipe c, dalam hal melihat kaitannya dengan antara olahraga dengan risiko terinfeksi penyakit, tidak hanya karena Covid-19, tapi karena penyakit yang lain juga begitu," ujar Michael saat dihubungi Kompas.com, Rabu (22/4/2020).

Baca juga: Simak, Ini 10 Cara Pencegahan agar Terhindar dari Virus Corona

Besar kecilnya risiko tertular virus corona

Ilustrasi bersepeda untuk bekerja.Shutterstock Ilustrasi bersepeda untuk bekerja.

Ia menjelaskan, kurva c memiliki grafik seperti tanda centang atau huruf "v" dengan salah satu garis yang lebih panjang.

"Titik paling kiri, kalau kita tidak melakukan apa-apa terhadap risiko, maka risiko tertular virus lebih tinggi daripada yang tetap berolahraga namun dengan intensitas ringan," terang Michael.

Kemudian, titik terendah dari kurva c yakni berada di tengah-tengah. Ini berarti jika kita berolahraga mulai intensitas ringan sampai sedang.

Pada titik ini, risiko tertular virus corona paling kecil.

"Sementara, kalau kita berolahraga sepeda, dengan intensitas di dalam ruangan atau di luar ruangan, bilamana di dalam rumah. Maka risiko untuk terinfeksi menjadi kecil, bukan tidak ada risiko," ujar Michael.

Menurutnya, meski tidak melakukan apa pun di dalam rumah, namun jika ada orang rumah yang kerap keluar-masuk, maka risiko terinfeksi virus corona tetap saja ada.

Ia mengungkapkan, kalau kita berada di dalam rumah, maka risiko tertular virus lebih kecil, karena kita tidak kontak dengan orang-orang yang tidak diketahui, selain orang rumah.

Baca juga: Jangan Ngeyel, Mengapa Saat Wabah Virus Corona Wajib untuk di Rumah Saja?

1. Pakai Masker

Warga antre mendapatkan nasi kotak dan masker di Markas Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I, Jakarta, Selasa (21/4/2020). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan peduli dan berbagi dari Kogabwilhan-I kepada masyarakat sekitar di tengah berlangsungnya Pembatasan Sosial Berskala Besar.ANTARA FOTO/SIGID KURNIAWAN Warga antre mendapatkan nasi kotak dan masker di Markas Komando Gabungan Wilayah Pertahanan (Kogabwilhan) I, Jakarta, Selasa (21/4/2020). Kegiatan tersebut merupakan kegiatan peduli dan berbagi dari Kogabwilhan-I kepada masyarakat sekitar di tengah berlangsungnya Pembatasan Sosial Berskala Besar.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Membentang Jauh Melampaui Orbit Neptunus, Apa Itu Sabuk Kuiper?

Membentang Jauh Melampaui Orbit Neptunus, Apa Itu Sabuk Kuiper?

Tren
Tarif Promo LRT Jabodebek Dicabut Per 1 Juni 2024, Berapa Tarif Normalnya?

Tarif Promo LRT Jabodebek Dicabut Per 1 Juni 2024, Berapa Tarif Normalnya?

Tren
Iran Buka Pendaftaran Capres Usai Wafatnya Raisi, Syarat Minimal S2

Iran Buka Pendaftaran Capres Usai Wafatnya Raisi, Syarat Minimal S2

Tren
Khutbah Jumat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Bisa Didengarkan dalam Bahasa Indonesia, Ini Caranya

Khutbah Jumat Masjidil Haram dan Masjid Nabawi Bisa Didengarkan dalam Bahasa Indonesia, Ini Caranya

Tren
Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Media Sosial, Apa yang Terjadi?

Ramai Poster “All Eyes on Papua” di Media Sosial, Apa yang Terjadi?

Tren
Sosok Nikki Haley, Wanita yang Tulis 'Habisi Mereka' di Rudal Israel

Sosok Nikki Haley, Wanita yang Tulis "Habisi Mereka" di Rudal Israel

Tren
Promo Gratis Masuk Ancol 1-21 Juni 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Promo Gratis Masuk Ancol 1-21 Juni 2024, Ini Syarat dan Ketentuannya

Tren
Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka Hari Ini, Klik www.prakerja.go.id

Kartu Prakerja Gelombang 69 Dibuka Hari Ini, Klik www.prakerja.go.id

Tren
7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

7 Kelompok yang Dapat Diskon Tiket Kereta dari KAI, Ada yang Berlaku Seumur Hidup

Tren
SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

SIM C1 Resmi Berlaku untuk Motor 250-500 CC, Ini Syarat dan Biayanya

Tren
Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Mulai 2 Juni 2024, Masuk Mekkah Tanpa Izin Haji Bisa Kena Denda, Berapa Besarannya?

Tren
Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Link Live Streaming Liga 1 Madura United Vs Persib Bandung Hari Ini

Tren
Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Penjelasan Gerindra soal Baliho Budisatrio Djiwandono-Kaesang Maju Pilkada Jakarta

Tren
Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Sejarah Bayar UKT Pakai Hasil Bumi di Universitas Muhammadiyah Maumere

Tren
BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

BMKG Ungkap Kondisi El Nino dan La Nina Saat Musim Kemarau 2024 di Indonesia

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com