Dilansir dari Xinhua, laboratorium itu dirancang dengan bantuan Perancis sebagai bagian dari inisiatif penelitian bersama yang berfokus pada penyakit menular dan dilengkapi dengan keamanan tingkat tertinggi.
Proyek pertama yang dilakukan di laboratorium adalah untuk meneliti demam berdarah Xinjiang, virus tick-borne dengan tingkat kematian sebanyak 50 persen persen pada manusia.
Fasilitas ini telah menjadi pusat berbagai teori konspirasi, termasuk yang telah beredar di media sosial China sejak akhir Januari bahwa virus corona bocor dari laboratorium itu.
Beberapa unggahan mengutip kesalahan sebelumnya oleh para ilmuwan China sebagai bukti bahwa proyek penelitian serupa belum dilaksanakan dengan benar.
Di antaranya adalah sebuah kecelakaan kerja tahun 2004 di sebuah laboratorium nasional di Beijing selama percobaan dengan virus corona terkait Sindrom Pernafasan Akut Parah yang menyebabkan infeksi dan satu kematian.
Lima pejabat tinggi di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit China dihukum pada saat itu.
Selain itu, mengutip laporan tahun 2017 oleh Wuhan Evening News yang mengatakan bahwa seorang peneliti di Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Wuhan harus mengarantina diri selama 14 hari setelah tak sengaja melakukan kontak langsung dengan urin kelewar selama penelitian.
Baca juga: Kisah dari Wuhan, Awal Pandemi Virus Corona yang Tidak Akan Terlupakan...
Beberapa negara, termasuk Australia telah mendesak peninjauan independen tentang bagaimana pandemi itu menginfeksi lebih dari 2,4 juta orang dan membunuh lebih dari 170.000 jiwa.
Meskipun kelompok infeksi pertama yang diketahui berpusat di pasar Wuhan, asal usul virus corona tetap menjadi misteri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.