Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti Cambridge: Virus Corona Covid-19 Diduga Menyebar sejak September 2019

Kompas.com - 17/04/2020, 18:29 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

Dengan semakin banyak strain yang dapat dianalisis, semakin besar kemungkinan mereka dapat melacak asal mula penyebaran virus global.

Dengan menghitung mutasi yang terjadi, mereka bisa menentukan dengan lebih akurat kapan tepatnya orang pertama terinfeksi oleh strain yang paling dekat dengan virus kelelawar.

Baca juga: CSIS Rilis Temuan Awal Karakteristik dan Sebaran Covid-19 di Indonesia, Apa Hasilnya?

Berasal dari kelelawar

SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19, diduga berasal dari kelelawar. Virus tersebut ditemukan berbagi 96 persen gen identik dengan virus corona yang diisolasi oleh para ilmuwan China dari kotoran kelelawar di provinsi barat daya Yunnan pada 2013.

Tetapi ada ratusan mutasi antara SARS-CoV-2 dan yang ada di Yunnan, dan virus corona biasanya mengalami satu mutasi tiap bulan.

Oleh karena itu beberapa ilmuwan menduga virus itu mungkin telah menyebar dengan tenang pada hewan inang dan manusia selama bertahun-tahun untuk secara bertahap berevolusi menjadi bentuk yang sangat adaptif yang dapat menginfeksi manusia.

Wabah pertama yang terjadi baru-baru ini bisa jadi disebabkan oleh beberapa mutasi terakhir yang menyelesaikan proses evolusi dari strain yang tidak berbahaya ke patogen yang mematikan, menurut tim peneliti Cambridge.

Memicu perdebatan panas

Asal virus corona penyebab Covid-19 telah menjadi masalah yang sensitif secara politik. Presiden AS Donald Trump berulang kali menyebut virus corona sebagai "virus China", sementara Beijing menyuarakan teori konspirasi bahwa virus itu dibuat dan dibawa ke China oleh tentara Amerika Serikat.

Minggu ini, Fox News dan CNN melaporkan bahwa virus itu mungkin berasal dari laboratorium keamanan hayati di Wuhan, mengutip sumber tanpa nama di pemerintah AS.

Namun, teori yang menyebut bahwa virus itu berasal dari laboratorium telah lama ditolak oleh para ilmuwan dunia, karena semua bukti ilmiah yang ada menunjukkan virus tersebut terbentuk secara alami.

Baca juga: Mengapa Lebih Banyak Pria yang Meninggal karena Covid-19 daripada Wanita?

 

Studi Cambridge yang sedang berlangsung mungkin dapat menjelaskan lebih lanjut tentang masalah ini.

"Jika saya didesak untuk menjawab, saya akan mengatakan penyebaran asli lebih mungkin dimulai di China selatan daripada di Wuhan," kata Forster.

Foster menyebut, bukti lebih banyak dapat diketahui dengan menganalisis lebih banyak kelelawar, kemungkinan adanya hewan inang potensial lainnya, dan sampel jaringan yang diawetkan di rumah sakit China yang disimpan antara September dan Desember 2019.

"Proyek penelitian semacam ini akan membantu kita memahami bagaimana transmisi terjadi, dan membantu kita mencegah kejadian serupa di masa depan," ungkap Forster. 

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com