Mau tak mau mereka pun harus menjalani hubungan jarak jauh meski sebenarnya posisi mereka berdekatan.
Disebutkan, awalnya pagar pembatas hanya setinggi pinggang. Dengan pagar yang hanya berukuran rendah, pasangan-pasangan ini tetap bisa datang dan memeluk atau mencium pasangannya masing-masing.
Dirasa tidak efektif untuk mencapai tujuan utama yang ingin dicapai, didirikanlah pagar yang lebih tinggi sehingga tidak memungkinkan orang di seberangnya untuk kontak fisik dengan orang di belakang pagar.
Baca juga: Angka Penularan Terus Menurun, Australia Tetap Perluas Tes Virus Corona
Sejauh ini, tidak ada yang tahu sampai kapan pagar itu akan terpasang dan virus corona memisahkan mereka dalam jarak yang sebenarnya amat dekat.
Mereka mengaku akan sangat senang ketika pagar telah dicabut dan mereka bisa kembali bertemu secara normal seperti sedia kala.
Pada akhir pekan, ada lebih dari 100 pasangan mendatangi perbatasan Konstanz dan Kreuzlingen ini untuk menemui kekasih mereka masing-masing. Terlebih lagi, ketika suhu udara memanas dan nyaman untuk melakukan pertemuan di luar ruangan seperti itu.
Baca juga: 3 Tips agar Bisnis Makanan dan Minuman Tetap Bertahan di Tengah Pandemi Corona
Wali Kota Kreuzlingen, Thomas Niedererger, menyebutkan, kota-kota di wilayahnya juga kota-kota sekitar yang masuk wilayah Jerman sudah biasa terhubung sejak 2009.
Banyaknya aktivitas masyarakat kedua kota yang membutuhkan akses keluar masuk membuat tidak ada pembatasan khusus yang didirikan di sana.
Ia menyebutkan, semua berjalan seolah-olah tinggal dalam satu kota besar yang sama, meskipun sebetulnya melampaui perbatasan internasional.
Baca juga: Terdampak Corona, 1.955 Sopir Dapat Bantuan Rp 600.000 per Bulan dari Poli
Sumber: CNN
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.