Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imbas Corona, OPEC Plus Pangkas Produksi Minyak 9,7 Juta Barel

Kompas.com - 13/04/2020, 14:04 WIB
Virdita Rizki Ratriani

Penulis

KOMPAS.comRusia dan Arab Saudi telah mencapai kesepakatan dengan produsen minyak mentah utama lainnya untuk memangkas produksi minyak. 

Melansir CNN (13/4/2020), hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk menekan dampak dari pasar minyak yang telah terguncang oleh pandemi virus corona.

Anggota OPEC dan sekutu mereka, termasuk Rusia dan Meksiko, mengumumkan pada Minggu (12/4/2020) bahwa mereka telah sepakat untuk memotong produksi sebesar 9,7 juta barel per hari pada bulan Mei dan Juni.

Jumlah tersebut merupakan pemotongan produksi minyak terbesar yang pernah disepakati oleh produsen minyak dunia.

Setelah itu, OPEC akan terus meningkatkan produksi hingga pemangkasan produksi berakhir pada April 2022.

Baca juga: OPEC+ Sepakat Pangkas Produksi, Ini Proyeksi Harga Minyak Dunia

Harga minyak jatuh

Kelompok yang disebut OPEC+ telah berusaha untuk memangkas produksi untuk menopang harga minyak yang jatuh ke posisi terendah selama 18 tahun terakhir.

Penurunan harga minyak terjadi setelah Arab Saudi dan Rusia menolak untuk mengurangi produksi selama bertahun-tahun.

Selain itu, pada awal Maret, keduanya meluncurkan perang harga dan membanjiri pasar dengan minyak mentah.

Di sisi lain, adanya pandemik virus corona memberikan pukulan dahsyat terhadap permintaan energi dan minyak mentah sehingga mendorong harga minyak ke titik terendah. 

Baca juga: OPEC Sepakat Pangkas Produksi Minyak 10 Juta Barrel

Kesepakatan alot

Pengumuman pemangkasan produksi pada Minggu (12/4/2020) datang setelah OPEC+ mencoba mencapai kesepakatan pada Kamis (9/4/2020) untuk memotong 10 juta barel per hari.

Tetapi, Meksiko menolak untuk menandatangani perjanjian itu.

Namun pada Jumat (10/4/2020), Presiden Meksiko Andrés Manuel López Obrador mengatakan, negaranya akan memangkas produksi sebesar 100.000 barel per hari.

Sementara jumlah itu jauh lebih sedikit daripada yang diusulkan pada pertemuan Kamis.

Selain itu, López Obrador menambahkan bahwa Presiden AS Donald Trump menawarkan untuk memotong produksi AS sebesar 250.000 barel per hari untuk mengimbangi Meksiko.

Baca juga: Rusia Bertemu Arab Saudi Besok, Harga Minyak Dunia Naik 5,5 Persen

 

Amerika Serikat bukan anggota OPEC+

Pada konferensi pers Jumat (10/4/2020), Trump mengonfirmasi bahwa dia berbicara dengan Presiden Meksiko dan menyetujui pengurangan produksi, meskipun dia tidak mengonfirmasi jumlah pastinya.

"Ini jumlah kecil untuk kita, jumlah besar untuk Meksiko," kata Trump.

Trump mentweet pada hari Minggu bahwa "Kesepakatan minyak besar dengan OPEC Plus telah selesai" dan mengatakan bahwa ia berbicara dengan kepemimpinan Rusia dan Arab Saudi.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Anjlok ke Level Terendah dalam 18 Tahun

"Ini akan menghemat ratusan ribu pekerjaan sektor energi di Amerika Serikat," kata Trump dalam tweet itu.

Harga minyak berjangka awalnya diredam setelah berita tentang kesepakatan itu pecah, meskipun naik selama perdagangan Asia. Harga minyak Brent, patokan global, bertahan lebih dari 4 persen menjadi 32,78 dollar AS per barel.

Sementara harga minyak AS bergerak hampir 5 persen lebih tinggi ke 23,85 dollar AS per barel.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun, Ini Sebabnya

Permintaan minyak dunia anjlok

Meski begitu, penurunan produksi dalam jumlah hanya sekitar 10 persen dari pasokan minyak dunia, jauh di bawah perkiraan penurunan permintaan minyak yang anjlok di tengah pandemi virus corona.

Analis di Goldman Sachs menyebut kesepakatan itu "bersejarah namun tidak memadai," tulis dia.

Dia juga menambahkan bahwa pemangkasan produksi sukarela tersebut masih terlalu sedikit dan terlambat untuk menghindari melanggar kapasitas penyimpanan. 

Baca juga: Imbas Covid-19, Harga Minyak Mentah Indonesia Anjlok Pada Maret 2020

"Pada akhirnya, ini hanya mencerminkan bahwa tidak ada pemangkasan sukarela yang bisa cukup besar untuk mengimbangi hilangnya permintaan, yang rata-rata dipatok 19 juta barel per hari pada April dan Mei," tulis dia. 

Jeffrey Halley, analis pasar senior untuk Asia Pasifik di Oanda, menyebut, perjanjian itu mengecewakan dan mencatat bahwa produsen minyak non-OPEC +, termasuk Amerika Serikat, Kanada, dan Norwegia, belum berkomitmen di atas kertas untuk "pemotongan aktual produksi.

"Kesepakatan OPEC +, meskipun bermaksud baik, dengan sepenuh hati gagal untuk mengatasi basis penawaran atau permintaan yang berhadapan dengan dunia," tambah Halley.

Dia menyebut, pemangkasan tersebut hanya bisa membuat harga minyak turun di level terendah bulan Maret mereka. 

Baca juga: Jaga Pasokan, Pertamina Lakukan Penambahan Impor Minyak hingga Elpiji

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com