Orangtua wanita itu, dari Wuhan, telah mengunjunginya sebelum ia pergi ke Stockdorf pada 19 Januari 2020.
Saat berada di Jerman, ia merasakan nyeri dada, punggung, dan merasa lelah. Tetapi, ia mengira hanya gejala jetlag.
Wanita itu kemudian merasakan demam pada saat penerbangan kembali ke China dan dinyatakan positif setelah mendarat.
Belakangan, orangtuanya juga dinyatakan positif Covid-19. Ia pun memberitahu manajernya tentang hasil itu dan mengirim email ke CEO.
Di Jerman, Engalmen membentuk tim krisis untuk memberitahu otoritas medis dan mulai melacak karyawannya yang pernah melakukan kontak dengan rekan mereka dari China.
Tugas menemukan siapa yang melakukan kontak dengannya dipermudah oleh kalender atau diary elektronik pekerja Webasto.
"Itu adalah keberuntungan. Kami mendapat semua informasi yang kami butuhkan dari staf untuk merekonstruksi rantai infeksi," kata Wendtner.
Misalnya, pasien 1 merupakan orang pertama di Jerman yang terinfeksi oleh wanita China.
Ia duduk di sebelahnya dalam sebuah pertemuan di sebuah ruangan kecil pada 20 Januari 2020.
Ketika data diary itu tak lengkap, para ilmuwan sering menggunakan urutan genom keseluruhan dan menganalisis perbedaan kode genetik virus dari pasien yang berbeda untuk memetakan penyebarannya.
Dengan mengikuti semua tautan ini, mereka menemukan bahwa pasien 4 telah berhubungan beberapa kali dengan pasien Shanghai.
Kemudian, kasus 4 duduk saling berhadapan dengan seorang kolega di kantin.
Ketika kolega itu berbalik untuk meminta garam, para ilmuwan menyimpulkan, virus berpindah di antara mereka. Rekan itu kemudian menjadi pasien 5.
Baca juga: Kunci Mengapa Angka Kematian akibat Virus Corona di Jerman Rendah
Meski demikian, para ahli menyebut akan lebih banyak kematian di Jerman dan tak bisa dihindari.