Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebelum Meninggal karena Corona, Dokter Ini Minta APD untuk Tenaga Medis Dilengkapi

Kompas.com - 10/04/2020, 14:17 WIB
Jawahir Gustav Rizal,
Rizal Setyo Nugroho

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebagai orang yang paling sering bersinggungan dengan pasien virus corona, risiko dokter dan tenaga medis terpapar virus corona sangat besar. 

Apabila tidak dilengkapi dengan alat pelindung diri yang maksimal maka rentan terinfeksi virus penyebab penyakit Covid-19 itu. Sehingga ketersediaan APD bagi tenaga kesehatan menjadi wajib. 

Hal itu yang diminta Abdul Mabud Chowdhury (53), seorang konsultan urologis yang bekerja di Homerton University Hospital, Hackney, London timur kepada PM Inggris Boris Johnson. 

Namun setelah sebelumnya Chodhury memperingatkan Perdana Menteri tentang kurangnya alat pelindung diri (APD) untuk pekerja NHS, dia harus meninggal setelah tertular virus corona.

Baca juga: Benarkah Virus Corona Penyebab Covid-19 Berasal dari Pasar Wuhan? Meninggal setelah 2 minggu dirawat

Melansir iNews (9/4/2020) Dr Chowdhury meninggal pada Rabu (8/4/2020) malam, setelah dirawat selama lebih dari dua minggu di rumah sakit.

Lima hari sebelum menjalani perawatan di rumah sakit, Dr Chowdhury memposting pernyataan di akun Facebook-nya meminta PM Boris Johnson untuk segera menyediakan alat pelindung diri (APD) bagi seluruh pekerja National Healthcare System (NHS).

Dalam postingan pada tanggal 18 Maret tersebut, dia menulis:

"Orang-orang menghargai dan memberi hormat kepada kami atas pekerjaan yang kami lakukan, hal tersebut sangat inspiratif tetapi saya ingin mengatakan bahwa kami harus melindungi diri sendiri dan keluarga/anak-anak kami dalam bencana/krisis global ini dengan menggunakan APD dan obat-obatan yang sesuai. Saya berharap kami (tenaga medis), setidaknya, berhak untuk mendapatkan dukungan minimal ini untuk praktik medis yang aman," kata Dr Chowdury.

Baca juga: Cegah Corona, Disneyland akan Berlakukan Cek Suhu Tubuh untuk Pengunjung

Memperingatkan

Dr Golam Rahat Khan, seorang teman keluarga, mengatakan Dr Chowdhury sudah memiliki kekhawatiran tentang virus corona jauh sebelum virus itu mencapai Inggris.

"Dia memberi tahu saya dan teman-teman lain bahwa virus corona sangat berbahaya," kata Khan.

Dr Khan (45), yang telah mengenal Dr Chowdhury selama hampir 20 tahun, menggambarkan temannya sebagai "orang yang mencintai kehidupan".

"Dia memiliki rasa kepedulian yang tinggi, dia sangat sering mengundang kami ke rumahnya. Terakhir kali saya bertemu dengannya pada 1 Februari untuk merayakan ulang tahun kedelapan putra saya di rumah," kata Dr Khan.

Khan mengatakan tidak ada kerabat Dr Chowdhury yang mendampinginya ketika dia meninggal dunia sekitar pukul 22.35 malam di Rumah Sakit Queen di Romford, Essex, 15 hari setelah menjalani perawatan.

Dr Chowdury meninggalkan seorang istri dan dua anak berusia 18 dan 11 tahun.

Baca juga: Kasus Infeksi Melonjak, Jepang Umumkan Status Darurat Nasional Virus Corona

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Menggugat Moralitas: Fenomena Perselingkuhan di Kalangan ASN

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com