Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Provinsi di Indonesia Nol Kasus Covid-19, Bagaimana Sebaran Virus Corona di 32 Provinsi?

Kompas.com - 09/04/2020, 08:41 WIB
Ahmad Naufal Dzulfaroh,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Jumlah kasus infeksi virus corona di Indonesia meningkat. Dalam tiga hari terakhir, kasus infeksi baru telah menyentuh angka 200 setiap harinya.

Data terakhir, Rabu (8/4/2020), Indonesia telah melaporkan 218 kasus infeksi baru, sehingga total menjadi 2.956 kasus infeksi virus corona, dengan 240 orang meninggal dunia, dan 222 pasien sembuh.

Hingga saat ini, kasus virus corona telah menyebar ke 32 provinsi di Indonesia,. DKI Jakarta masih menjadi provinsi dengan kasus terbesar, yaitu 1.470 kasus (rincian sebaran di 32 provinsi bisa dilihat di bawah).

Dua provinsi yang masih nol kasus Covid-19 adalah Gorontalo dan Nusa Tenggara Timur.

Gorontalo

Mengutip laman humas.provgorontalo.go.id, hingga Minggu (5/4/2020), belum ada kasus positif Covid-19 di Provinsi Gorontalo.

Sementara, per Minggu, jumlah Orang dalam Pantauan (ODP) sebanyak 2490 orang dan Pasien dalam Pengawasan (PDP) berjumlah 31 orang.

Masih mengutip laman tersebut, Provinsi Gorontalo melakukan sejumlah upaya pencegahan virus corona di wilayahnya.

Upaya itu di antaranya:

  • Membentuk gugus tugas percepatan pencegahan penyebaran virus corona
  • Melakukan sosialisasi pencegahan virus corona kepada masyarakat
  • Menerapkan kebijakan belajar dari rumah
  • Menerapkan sistem bekerja dari rumah untuk seluruh ASN
  • Melarang seluruh ASN melakukan perjalanan dinas ke luar negeri dan ke luar daerah
  • Melakukan pemeriksaan ketat sesuai protokol Kemenkes di seluruh pintu masuk Gorontalo baik darat, laut, dan udara.

Sementara itu, Gubernur Gorontalo Rusli Habibie menyatakan akan menyumbangkan gajinya untuk membantu penanganan virus corona atau Covid-19 di Provinsi Gorontalo.

Ia menjanjikan menyumbangkan gaji yang diterimanya hingga akhir masa jabatan pada Mei 2022.

Baca juga: Gubernur Gorontalo Sumbangkan Gaji hingga Akhir Masa Jabatan untuk Warga Terdampak Covid-19 

Nusa Tenggara Timur

Provinsi Nusa Tenggara Timur menjadi satu di antara dua provinsi yang belum melaporkan kasus positif Covid-19.

Namun, jumlah orang dalam pemantauan (ODP) di wilayah itu terus meningkat hingga mencapai 668 orang, 76 di antaranya dinyatakan sehat setelah menjalani karantina dua minggu.

Empat ODP dirawat di RSUD WZ Johannes Kupang dan masing-masing satu ODP dirawat di RSU Siloam Kupang dan RSUD Ruteng Manggarai.

Sementara itu, satu pasien dalam pengawasan (PDP) dirawat di ruang isolasi RSUD Ende.

Meski nol kasus Covid-19, NTT kini tengah menghadapi banyaknya memiliki kasus demam berdarah dengue (DBD).

Mengutip pemberitaan Kompas.com, 3 April 2020, tercatat ada 4.518 orang penderita DBD dengan 48 orang meninggal dunia.

Jumlah penderita yang terjangkit dan meninggal karena DBD itu dihitung sejak Januari hingga Maret 2020.

Tambahan penderita DBD secara signifikan terjadi di Kabupaten Sikka, di mana pada pekan lalu tercatat 1.485 orang, kemudian pekan ini meningkat menjadi 1.548 orang.

Kemudian disusul Kota Kupang dari 462 orang menjadi 578 orang, Kabupaten Belu dari 530 orang menjadi 569 orang, dan Kabupaten Alor dari 382 orang menjadi 401 orang.

Baca juga: 1 Pasien PDP Covid-19 Asal Sumbawa NTB, Meninggal di Labuan Bajo NTT

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Bagaimana Cahaya di Tubuh Kunang-kunang Dihasilkan? Berikut Penjelasan Ilmiahnya

Tren
Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Moeldoko Sebut Tapera Tak Akan Senasib dengan Asabri, Apa Antisipasinya Agar Tak Dikorupsi?

Tren
Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tips Mengobati Luka Emosional, Berikut 6 Hal yang Bisa Anda Lakukan

Tren
Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Profil Francisco Rivera, Pemain Terbaik Liga 1 Musim 2023/2024

Tren
Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Benarkah Pakai Sampo Mengandung SLS dan SLES Bikin Rambut Rontok? Ini Kata Dokter

Tren
Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Dinilai Muluskan Jalan Kaesang, Ini Sosok Penggugat Batas Usia Calon Kepala Daerah

Tren
Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Apa Itu Skala Waktu Greenwich Mean Time (GMT)? Berikut Sejarahnya

Tren
Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Gunung Semeru Hari Ini Erupsi 8 Kali, Tinggi Letusan 400 Meter

Tren
KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

KAI Ancam Pelaku Pelemparan Batu ke Kereta, Bisa Dipidana Penjara Seumur Hidup

Tren
5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

5 Wilayah Berpotensi Banjir Rob 1-10 Juni 2024, Mana Saja?

Tren
Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Mengapa Anjing Peliharaan Menjulurkan Lidah? Berikut 7 Alasan Umumnya

Tren
12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

12 Wilayah yang Berpotensi Kekeringan pada Juni 2024

Tren
Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Alasan Pekerja yang Sudah Punya Rumah Tetap Harus Jadi Peserta Tapera

Tren
Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Cara Mengajukan Pinjaman Melalui Layanan Dana Siaga BPJS Ketenagakerjaan, Apa Syaratnya?

Tren
Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Viral, Video Harimau Sumatera Masuk ke Halaman Masjid di Solok, Ini Penjelasan BKSDA

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com