Dengan kata lain, sudah 30 tahun warga bangsa bertumbuh menjadi masyarakat opera sabun.
Bisa diduga dalam kajian media, politik menjadi tontonan dalam perspektif serba opera sabun, yakni menjamurnya politik dukung mendukung tokoh utama.
Akibatnya, seringkali mencintai tokoh politik bukan lagi sebagai warga kepada negarawan, tetapi penggemar (fans) pada bintangnya.
Opera sabun tidaklah hanya sekumpulan gambar dengan cerita dan membawa bintang, namun membawa simbol, makna dan semacam identitas kepahlawanan di tengah berbagai konflik dan krisis yang serba melodrama.
Harap mahfum, dalam masyarakat melodrama, bertumbuh emosi empati sosial yang sangat besar, menjadi modal sosial di tengah krisis kemanusiaan Corona sekarang ini.
Celakanya, meski empati sosial menjadi modal sosial terbesar bangsa ini, itu senantiasa beriringan dengan menjamurnya dunia gosip dan hoaks.
Hal ini, bisa dibaca, meski media sosial penuh hoaks, namun menjamur kerja sosial warga bangsa, dari bantuan sembako hingga peralatan perlindungan kesehatan ataupun menumbuhkan jejaring informasi dan pengamanan virus Corona. Sebuah dunia kerja sosial yang banyak memberi inovasi dan pembelajaran.
Oleh karena itu, sekarang tidak lagi saatnya kita terkena virus politik dukung mendukung tokoh-tokoh elite tertentu ataupun politikus yang bekerja untuk citranya.
Sekarang saatnya bekerja dan mengkritisi pelayanan dukungan pada warga bangsa, justru ketika modal sosial menjadi kekuatan terbesar bangsa ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.