Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hari-hari Terburuk Italia dan Spanyol akibat Virus Corona Belum Berakhir

Kompas.com - 28/03/2020, 11:30 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Italia dan Spanyol mengalami hari-hari terburuk ketika wabah virus corona semakin menjangkiti dua negara tersebut pada Jumat (27/3/2020).

Dilansir dari SCMP, Italia melaporkan ada 969 kematian dalam sehari, sedangkan Spanyol mengumumkan ada 769 warganya meninggal dunia akibat Covid-19.

Dengan demikian, jumlah kematian akibat infeksi virus corona di Italia menjadi 9.313 orang dan di Spanyol menjadi 4.858 orang.

Kedua negara tersebut diketahui masuk 10 besar negara dengan jumlah kasus terbanyak Covid-19.

Baca juga: Berikut 5 Gejala Virus Corona Ringan yang Tak Boleh Diabaikan

Update penyebaran wabah virus corona hingga Sabtu (28/3/2020).scmp.com Update penyebaran wabah virus corona hingga Sabtu (28/3/2020).

Adapun Pemerintah Madrid memperingatkan warganya bahwa situasi akan semakin memburuk.

Menurut data terkini, Italia saat ini memiliki 86.498 kasus, di mana angka ini melampaui China dengan 81.897 kasus.

Otoritas Perlindungan Sipil mengungkapkan, infeksi baru di Italia melambat menjadi 5.959 kasus dibandingkan dengan 6.153 kasus pada hari sebelumnya.

Baca juga: Potret Penanganan Virus Corona di Indonesia...

Upaya Pemerintah Italia

Sementara itu, Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengadakan pertemuan kabinet darurat untuk mencoba memetakan jalan keluar dari krisis yang melanda negara ini dengan cepat.

Dua negara tersebut hampir sepenuhnya terkunci, dan kondisi pemerintahan itu tetap mengandalkan interaksi sosial terbatas untuk membantu mengendalikan penyebaran penyakit.

"Kita mungkin memasuki fase stabilisasi, tetapi kita belum mencapai puncaknya," ujar Menteri Kesehatan Salvador Ila.

Baca juga: Update, Berikut 15 Negara yang Berlakukan Lockdown akibat Virus Corona

Sistem perawatan kesehatan

Sekelompok perawat mengenakan pakaian pelindung diri saat pergantian shift mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Kamis (12/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.AFP/PAOLO MIRANDA Sekelompok perawat mengenakan pakaian pelindung diri saat pergantian shift mereka di Rumah Sakit Cremona, tenggara Milan, Lombardy, Italia, Kamis (12/3/2020). Selama diberlakukannya lockdown di Italia terkait meledaknya penyebaran virus corona di negara tersebut, sosok para tenaga medis banjir dukungan atas dedikasi mereka yang menjadi pahlawan dalam menangani serbuan pasien corona.

Saat Italia dan Spanyol melaporkan kematian terbanyak di seluruh dunia, wabah virus corona yang menjangkiti Eropa ini merenggangkan sistem perawatan kesehatan.

Dalam beberapa kasus, bahkan memaksa dokter untuk memilih siapa yang harus hidup atau mati.

Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mencoba mengumpulkan dukungan untuk memerangi penyakit Covid-19 pada Jumat (27/3/2020).

Hal itu dilakukan meski beberapa pemimpin dunia, seperti Presiden AS Donald Trump mempertanyakan perlunya langkah-langkah ekstrem.

Sementara itu, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson, yang dikritik karena lambat bereaksi terhadap pandemi, menjadi pemimpin pertama dunia yang mengungkapkan bahwa ia telah positif virus corona.

Pernyataan itu disampaikannya setelah ia menjalani tes.

Tak hanya Boris Johnson, ahli waris takhta Inggris, Pangeran Charles, juga dilaporkan positif virus corona.

Baca juga: Deretan Pesohor yang Positif Corona, dari Tom Hanks hingga Menkes Inggris Nadine Dorries

Aksi potong gaji

Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.AFP / DIEGO OPATOWSKI Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.

Diberitakan Kompas.com, Jumat (27/3/2020), di tengah perlawanan menghadapi virus corona dan juga pelemahan ekonomi ini, sejumlah pemimpin negara memotong sebagian gaji para petinggi negara seperti presiden dan menteri-menteri kabinetnya untuk membantu penanganan pandemi di negara masing-masing.

Sejauh ini, setidaknya terdapat empat negara yang telah terlihat melakukan aksi tersebut. Keempat negara itu adalah Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Fiji.

Dikutip dari The Korea Times, Jumat (27/3/2020), Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan pejabat tinggi pemerintahan akan mengembalikan 30 persen gaji yang mereka peroleh selama empat bulan ke depan.

Aksi itu dilakukan untuk mendukung upaya negara menghentikan kasus Covid-19.

Tidak jauh berbeda, Malaysia juga melakukan hal yang sama sebagaimana dilansir dari Channel News Asia, Kamis (26/3/2020).

Baca juga: Jalan Panjang Wisma Atlet Kemayoran Sebelum Disulap Jadi RS Darurat Covid-19

Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin beserta semua menteri dan wakil menteri di kabinet pemerintahan Negeri Jiran tersebut akan memotong gaji mereka selama dua bulan ke depan.

Kemudian, gaji pejabat negara tersebut selanjutnya akan didonasikan pada negara untuk penanganan Covid-19.

Sama dengan yang dilakukan negara tetangganya, Singapura juga diketahui menggelar aksi serupa.

Dilansir dari The Straits Times, Kamis (26/3/2020), perdana menteri, menteri-menteri kabinet, dan politisi pemegang kepentingan, bersama presiden, akan menyerahkan sebagian gajinya selama tiga bulan.

Aksi ini sebagai bentuk solidaritas terhadap seluruh masyarakat Singapura yang sedang menghadapi pandemi.

Hal itu disampaikan Wakil Perdana Menteri Singapura yang juga Menteri Keuangan, Heng Swee Keat, Kamis (26/3/2020).

Menurut Heng Swee Keat, pada masa sulit seperti ini karakteristik sebenarnya sebuah bangsa akan terlihat.

Baca juga: Kenali Tanda dan Gejala Terinfeksi Virus Corona pada Anak-anak

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Negara-negara yang Melakukan Lockdown karena Virus Corona

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Singapore Airlines Bayar Ganti Rugi Penumpang Rp 42 Juta karena Kursi Pesawat Tak Bisa Direbahkan

Tren
Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Update Harga BBM Mei 2024: Pertamina Tetap, Shell, Vivo, dan BP Naik

Tren
Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Bertemu di Play-off Olimpiade Paris 2024, Ini Perbandingan Ranking FIFA Indonesia Vs Guinea

Tren
Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Berapa Banyak Aktivitas Fisik yang Dibutuhkan Kucing Peliharaan?

Tren
Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Bisakah Vitamin D Menurunkan Berat Badan? Ini Penjelasannya

Tren
Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Link Live Streaming dan Jadwal Pertandingan Perempat Final Thomas dan Uber Cup 2024 Hari Ini

Tren
Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tumor Disebut Bisa Menumbuhkan Gigi dan Rambut Sendiri, Benarkah?

Tren
7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

7 Fakta Pembunuhan Wanita dalam Koper di Cikarang, Pelaku Ditangkap Jelang Resepsi 5 Mei

Tren
BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

BMKG: Wilayah Berpotensi Hujan Lebat, Petir, dan Angin Kencang pada 3-4 Mei 2024

Tren
[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

[POPULER TREN] Suhu Panas Menerjang Indonesia di Awal Mei 2024 | Jadwal Laga Indonesia Vs Irak di Piala Asia U23

Tren
Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Kemendikbud: Penerima KIP Kuliah Bergaya Hidup Mewah Diminta Mundur

Tren
Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Covid-19 Varian FLiRT Terdeteksi di AS, Memicu Peringatan Lonjakan Kasus di Musim Panas

Tren
Machu Picchu dan Borobudur

Machu Picchu dan Borobudur

Tren
6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

6 Kebiasaan Sederhana yang Membantu Meningkatkan Angka Harapan Hidup

Tren
Bolehkah Memakai 'Pimple Patch' Lebih dari Sekali?

Bolehkah Memakai "Pimple Patch" Lebih dari Sekali?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com