Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Lama Waktu Bertahan Virus Corona di Udara, Kardus, Plastik, dan Tembaga

Kompas.com - 24/03/2020, 06:05 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Artinya, virus yang bersirkulasi dalam sistem pendingin udara tanpa penyaring hanya akan bertahan paling lama beberapa jam, terutama ketika tetesan aerosol yang cenderung mengendap pada permukaan lebih cepat di kondisi udara yang diatur.

Baca juga: INFOGRAFIK: Daftar Istilah Terkait Virus Corona dan Covid-19

2. Kardus atau kertas karton

Hasil penelitian oleh NIH menemukan bahwa virus SARS-CoV2 dapat bertahan lebih lama pada permukaan kardus atau kertas karton, yaitu hingga 24 jam. 

Pada jenis permukaan ini, virus diketahui menempel dengan lebih stabil.

3. Plastik dan stainless steel

Sementara, pada plastik dan stainless steel, lama waktu bertahan dari virus jauh lebih lama lagi, yaitu 2 hingga 3 hari. 

Berdasarkan hasil penelitian, diduga virus dapat bertahan selama itu pada pegangan pintu, permukaan yang dilapisi plastik atau dilaminasi, dan permukaan keras lainnya. 

4. Tembaga

Berbeda lagi dengan tembaga. Hasil penelitian menunjukkan, virus dapat bertahan di permukaan tembaga selama sekitar 4 jam.

Baca juga: Musim Bunga Sakura yang Layu di Jepang karena Virus Corona

5. Pakaian dan permukaan lain

Sementara, pada permukaan lain seperti pakaian, diketahui bahwa disinfektasi lebih sulit dilakukan. Sebab, belum diketahui berapa lama virus dapat bertahan. 

Cara membunuh virus

Kemampuan virus untuk menempel pada berbagai permukaan pada dasarnya menjadi alasan pentingnya menjaga kebersihan tangan dan permukaan benda-benda yang disentuh sehari-hati.

"Ada potensi bahwa virus ditularkan melalui berbagai jenis media," kata Kepala Bagian Ekologi Virus di Rocky Mountain Laboratories Vincent Munster sebagaimana dikutip BBC.

Selain lama bertahan, penelitian juga menunjukkan bahwa virus corona baru ini dapat dimatikan dalam waktu satu menit dengan mendesinfeksi permukaan menggunakan alkohol 62 persen hingga 71 persen atau pemutih hidrogen peroksida 0,5 persen.

Selain itu, dapat pula digunakan pemutih yang mengandung 0,1 persen natrium hipoklorit.

Suhu yang lebih tinggi dan kelembaban juga cenderung mematikan virus lebih cepat.

Baca juga: [HOAKS] Putin Lepaskan Singa untuk Cegah Warga Keluar Rumah Saat Wabah Corona

KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo Infografik: Waspada Penularan Virus Corona Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Daftar Ormas Keagamaan yang Kini Bisa Kelola Lahan Tambang Indonesia

Tren
Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Buku Karya Arthur Conan Doyle di Perpustakaan Finlandia Baru Dikembalikan setelah 84 Tahun Dipinjam, Kok Bisa?

Tren
8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

8 Fenomena Astronomi Sepanjang Juni 2024, Ada Parade Planet dan Strawberry Moon

Tren
4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

4 Provinsi Gelar Pemutihan Pajak Kendaraan Juni 2024, Catat Jadwalnya

Tren
7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

7 Cara Cek Pemadanan NIK-NPWP Sudah atau Belum, Klik ereg.pajak.go.id

Tren
Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Perbandingan Rangking Indonesia Vs Tanzania, Siapa yang Lebih Unggul?

Tren
Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Kenali Beragam Potensi Manfaat Daun Bawang untuk Kesehatan

Tren
Mempelajari Bahasa Paus

Mempelajari Bahasa Paus

Tren
7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

7 Potensi Manfaat Buah Gandaria, Apa Saja?

Tren
Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Dortmund Panen Kecaman setelah Disponsori Rheinmetall, Pemasok Senjata Perang Israel dan Ukraina

Tren
Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Murid di Malaysia Jadi Difabel setelah Dijemur 3 Jam di Lapangan, Keluarga Tuntut Sekolah

Tren
Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Sosok Calvin Verdonk, Pemain Naturalisasi yang Diproyeksi Ikut Laga Indonesia Vs Tanzania

Tren
Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Awal Kemarau, Sebagian Besar Wilayah Masih Berpotensi Hujan Lebat dan Angin Kencang, Mana Saja?

Tren
Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Mengenal Gerakan Blockout 2024 dan Pengaruhnya pada Palestina

Tren
Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Korea Utara Bangun 50.000 Rumah Gratis untuk Warga, Tanpa Iuran seperti Tapera

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com