KOMPAS.com - Virus corona jenis baru yang menyebabkan penyakit Covid-19 masih terus menjadi kekhawatiran dunia, termasuk di Indonesia.
Sejumlah studi dan penelitian terbaru menunjukkan beberapa fakta soal virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV2 ini.
Seperti virus yang menyerang pernapasan lainnya termasuk flu, Covid-19 dapat tersebar melalui tetesan kecil yang dikeluarkan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi ketika batuk atau bersin.
Satu kali batuk dapat menghasilkan hingga 3.000 tetesan.
Partikel ini bisa menempel pada orang lain, baju, atau permukaan lain yang ada di sekelilingnya.
Melansir BBC, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), memegang permukaan atau objek yang terkontaminasi virus dan memegang wajah diduga bukan cara utama penyebaran virus.
Namun, baik CDC, WHO maupun otoritas kesehatan lainnya sepakat bahwa mencuci tangan dan membersihkan permukaan benda yang sering disentuh setiap harinya adalah kunci mencegah penyebaran virus corona.
Baca juga: Update Virus Corona di Dunia: 331.273 Orang Terinfeksi, 97.847 Orang Sembuh
Beberapa studi untuk virus corona lain, termasuk SARS dan MERS, menunjukkan, virus dapat bertahan di permukaan besi, kaca, dan plastik selama 9 hari, kecuali jika didisinfektasi.
Beberapa bahkan dapat bertahan hingga 28 hari pada suhu yang rendah.
Sementara, studi untuk lama bertahan virus corona jenis baru penyebab Covid-19 telah dilakukan oleh ahli virus dari National Institutes of Health (NIH) AS Neeltje van Doremalen dan rekan-rekannya di Rocky Mountain Laboratories, Hamilton, Montana.
Studi menunjukkan bahwa virus corona jenis baru ini dapat bertahan di berbagai media dengan durasi sebagai berikut:
1. Udara
Tetesan ini berukuran sekitar 1 hingga 5 mikrometer atau 30 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia.
Virus tersebut dapat menjadi airborne selama beberapa jam di udara.
Artinya, virus yang bersirkulasi dalam sistem pendingin udara tanpa penyaring hanya akan bertahan paling lama beberapa jam, terutama ketika tetesan aerosol yang cenderung mengendap pada permukaan lebih cepat di kondisi udara yang diatur.
Baca juga: INFOGRAFIK: Daftar Istilah Terkait Virus Corona dan Covid-19
2. Kardus atau kertas karton
Hasil penelitian oleh NIH menemukan bahwa virus SARS-CoV2 dapat bertahan lebih lama pada permukaan kardus atau kertas karton, yaitu hingga 24 jam.
Pada jenis permukaan ini, virus diketahui menempel dengan lebih stabil.
3. Plastik dan stainless steel
Sementara, pada plastik dan stainless steel, lama waktu bertahan dari virus jauh lebih lama lagi, yaitu 2 hingga 3 hari.
Berdasarkan hasil penelitian, diduga virus dapat bertahan selama itu pada pegangan pintu, permukaan yang dilapisi plastik atau dilaminasi, dan permukaan keras lainnya.
4. Tembaga
Berbeda lagi dengan tembaga. Hasil penelitian menunjukkan, virus dapat bertahan di permukaan tembaga selama sekitar 4 jam.
Baca juga: Musim Bunga Sakura yang Layu di Jepang karena Virus Corona
5. Pakaian dan permukaan lain
Sementara, pada permukaan lain seperti pakaian, diketahui bahwa disinfektasi lebih sulit dilakukan. Sebab, belum diketahui berapa lama virus dapat bertahan.
Kemampuan virus untuk menempel pada berbagai permukaan pada dasarnya menjadi alasan pentingnya menjaga kebersihan tangan dan permukaan benda-benda yang disentuh sehari-hati.
"Ada potensi bahwa virus ditularkan melalui berbagai jenis media," kata Kepala Bagian Ekologi Virus di Rocky Mountain Laboratories Vincent Munster sebagaimana dikutip BBC.
Selain lama bertahan, penelitian juga menunjukkan bahwa virus corona baru ini dapat dimatikan dalam waktu satu menit dengan mendesinfeksi permukaan menggunakan alkohol 62 persen hingga 71 persen atau pemutih hidrogen peroksida 0,5 persen.
Selain itu, dapat pula digunakan pemutih yang mengandung 0,1 persen natrium hipoklorit.
Suhu yang lebih tinggi dan kelembaban juga cenderung mematikan virus lebih cepat.
Baca juga: [HOAKS] Putin Lepaskan Singa untuk Cegah Warga Keluar Rumah Saat Wabah Corona