Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perbedaan Lama Waktu Bertahan Virus Corona di Udara, Kardus, Plastik, dan Tembaga

Kompas.com - 24/03/2020, 06:05 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Virus corona jenis baru yang menyebabkan penyakit Covid-19 masih terus menjadi kekhawatiran dunia, termasuk di Indonesia.

Sejumlah studi dan penelitian terbaru menunjukkan beberapa fakta soal virus jenis baru yang diberi nama SARS-CoV2 ini.

Seperti virus yang menyerang pernapasan lainnya termasuk flu, Covid-19 dapat tersebar melalui tetesan kecil yang dikeluarkan dari hidung atau mulut orang yang terinfeksi ketika batuk atau bersin. 

Satu kali batuk dapat menghasilkan hingga 3.000 tetesan.

Partikel ini bisa menempel pada orang lain, baju, atau permukaan lain yang ada di sekelilingnya. 

Melansir BBC, menurut Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC), memegang permukaan atau objek yang terkontaminasi virus dan memegang wajah diduga bukan cara utama penyebaran virus. 

Namun, baik CDC, WHO maupun otoritas kesehatan lainnya sepakat bahwa mencuci tangan dan membersihkan permukaan benda yang sering disentuh setiap harinya adalah kunci mencegah penyebaran virus corona.

Baca juga: Update Virus Corona di Dunia: 331.273 Orang Terinfeksi, 97.847 Orang Sembuh

Beberapa studi untuk virus corona lain, termasuk SARS dan MERS, menunjukkan, virus dapat bertahan di permukaan besi, kaca, dan plastik selama 9 hari, kecuali jika didisinfektasi. 

Beberapa bahkan dapat bertahan hingga 28 hari pada suhu yang rendah. 

Sementara, studi untuk lama bertahan virus corona jenis baru penyebab Covid-19 telah dilakukan oleh ahli virus dari National Institutes of Health (NIH) AS Neeltje van Doremalen dan rekan-rekannya di Rocky Mountain Laboratories, Hamilton, Montana.

Studi menunjukkan bahwa virus corona jenis baru ini dapat bertahan di berbagai media dengan durasi sebagai berikut:

1. Udara

Ilustrasi virus influenzaSHUTTERSTOCK/Kateryna Kon Ilustrasi virus influenza
Hasil penelitian yang dipublikasikan dalam New England Journal of Medicine menunjukkan, virus dapat bertahan di dalam tetesan hingga 3 jam setelah dikeluarkan melalui batuk atau bersin ke udara. 

Tetesan ini berukuran sekitar 1 hingga 5 mikrometer atau 30 kali lebih kecil dari lebar rambut manusia.

Virus tersebut dapat menjadi airborne selama beberapa jam di udara.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com