Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Hand Sanitizer LIPI, Berkadar Alkohol 65 Persen dan Dibuat Terbatas

Kompas.com - 13/03/2020, 08:44 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Corona, Achmad Yurianto menjelaskan bahwa saat ini terdapat 34 kasus positif terinfeksi virus corona di Indonesia.

Adapun tiga dari pasien tersebut dinyatakan sembuh dan diperbolehkan pulang, sementara satu orang pasien dinyatakan meninggal dunia.

Terkait adanya penyebaran virus corona di Indonesia dan juga meningkatnya jumlah kasus virus corona di dunia, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) memproduksi 500 kilogram hand sanitizer.

Baca juga: Viral Foto Masker Bekas Seharga Rp 330.000 Dijual di Apotek di Yogyakarta

Penjelasan LIPI

Kepala Pusat Penelitian Kimia LIPI, Dr Yenny Meliana mengungkapkan, pembuatan hand sanitizer ini diinisiasi karena kelangkaan stok cairan pembersih tangan tersebut.

"Awalnya atas permintaan Kepala LIPI, kami ditugaskan untuk membuat kebutuhan internal LIPI karena stok di mana-mana habis," ujar Yenny saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/3/2020).

Pihaknya membuat sekitar 500 kilogram hand sanitizer yang berkadar alkohol 65-70 persen.

"Bahan-bahan yang terkandung dalam pembuatan hand sanitizer yakni air, karbomer, etanol 95 persen, propilen glikol, aroma dari minyak pala, dan turunan minyak sereh," kata dia.

Baca juga: Cegah Virus Corona, Amankah jika Pakai Hand Sanitizer Berulang Kali?

Selain itu, diberikan unsur tambahan yakni nanosilver sebagai anti-mikroba dan anti-bakteri.

Yenny mengungkapkan, pihaknya hanya memproduksi hand sanitizer tersebut dalam jumlah terbatas dan hanya didistribusikan ke internal LIPI serta dibagikan ke lingkungan sekitar LIPI.

Yenny mengungkapkan, produksi terbatas tersebut dikarenakan keterbatasan alat, seperti alat pengaduk gelas di lab kimia memiliki ukuran yang kecil dan hanya muat kapasitas 50 kilogram untuk sekali pembuatan.

Sementara itu, dalam pembuatan hand sanitizer ini akan terus dilakukan selama pekan ini.

Hal itu dilakukan juga dengan mempertimbangkan ketersediaan bahan-bahan yang ada di lab.

Baca juga: Viral Percobaan Menggoreng Telur di Bawah Sinar Matahari, Ini Penjelasan Ahli LIPI

Tidak diperjualbelikan

Adapun hand sanitizer yang diproduksi LIPI tersebut, imbuhnya tidak untuk diperjualbelikan.

"Kita sendiri di Pusat Penelitian Kimia LIPI sudah sering membuat hand sanitizer untuk kebutuhan tertentu (tidak diperjualbelikan). Misalnya sewaktu donasi untuk korban gempa di Palu 2018 lalu," katanya lagi.

Kemudian, atas inisiatif tersebut pihak LIPI memanfaatkan hasil-hasil penelitian dan inovasi staf Peneliti di Pusat Penelitian Kimia LIPI yang merupakan produk lokal, seperti tambahan bioetanol dari limbah tandan kosong kelapa sawit, nanosilver sebagai anti-bakteri, juga minyak pala dan minyak turunan sereh yang dibuat sendiri di laboratorium.

Selain itu, Yenny mengatakan, untuk mencegah penularan virus corona dalam tubuh, ia mengimbau masyarakat untuk mencuci tangan menggunakan sabun dan air mengalir, bisa juga dengan menggunakan hand sanitizer.

Adapun anjuran tersebut disampaikan oleh pihak Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) melalui laman resminya.

Baca juga: Indonesia Positif Corona, Efektifkah Penggunaan Suplemen untuk Pencegahan?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Saat Penyambut Tamu Acara Met Gala Dipecat karena Lebih Menonjol dari Kylie Jenner...

Tren
Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Kronologi dan Motif Ibu Racuni Anak Tiri di Rokan Hilir, Riau

Tren
Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Rumah Sakit di Rafah Kehabisan Bahan Bakar, WHO: Penutupan Perbatasan Halangi Bantuan

Tren
Cerita Rombongan Siswa SD 'Study Tour' Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Cerita Rombongan Siswa SD "Study Tour" Pakai Pesawat Garuda, Hasil Nabung 5 Tahun

Tren
Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena 'Salah Asuhan', Ini Kata Ahli

Viral, Video Kucing Menggonggong Disebut karena "Salah Asuhan", Ini Kata Ahli

Tren
Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Seekor Kuda Terjebak di Atap Rumah Saat Banjir Melanda Brasil

Tren
Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Link Live Streaming Indonesia vs Guinea U23 Kick Off Pukul 20.00 WIB

Tren
Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Prediksi Susunan Pemain Indonesia dan Guinea di Babak Play-off Olimpiade Paris

Tren
Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Alasan Semua Kereta Harus Berhenti di Stasiun Cipeundeuy, Bukan untuk Menaikturunkan Penumpang

Tren
Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Indonesia Vs Guinea, Berikut Perjalanan Kedua Tim hingga Bertemu di Babak Playoff Olimpiade Paris 2024

Tren
Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Pelatih Guinea soal Laga Lawan Indonesia: Harus Menang Bagaimanapun Caranya

Tren
8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

8 Pencetak Gol Terbaik di Piala Asia U23 2024, Ada Dua dari Indonesia

Tren
WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

WHO Temukan 3 Kasus di Riyadh, Ketahui Penyebab dan Pencegahan MERS- CoV Selama Ibadah Haji

Tren
Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Pertandingan Indonesia Vs Guinea Malam Ini, Pukul Berapa?

Tren
Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Benarkah Antidepresan Bisa Memicu Hilang Ingatan? Ini Penjelasan Ahli

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com