Berdasarkan verifikasi Kompas.com sejauh ini, informasi ini tidak benar.
Dengan mengikuti petunjuk ini cukup untuk mencegah virus corona.
UNICEF
Tolong sebarkan informasi ini untuk mencegah timbulnya ketakutan yang tidak perlu.
Selain itu, pesan berantai juga turut tersebar di media sosial Twitter. Berikut salah satunya:
*Virus Corona (Covid 19)*
*oleh UNICEF* ?????*1.* Corona merupakan virus berukuran besar. Diameter virus ini 400-500 micro, sehingga *masker jenis apa pun dapat mencegah* masuknya ke tubuh kita dan tidak perlu menggunakan masker yang mahal.
— Nayraxx_jn (@NayraxxJn) March 11, 2020
Communication For Development Specialist UNICEF Indonesia Rizky Ika Syafitri menegaskan, informasi yang mengatasnamakan UNICEF itu tidak benar.
"Hoaks. Cek informasi di website resmi UNICEF, WHO, dan Kementerian Kesehatan," kata Rizky saat dihubungi Kompas.com, Kamis (12/3/2020) siang.
Rizky mengatakan, saat terjadi wabah, ada kecenderungan informasi tidak akurat menyebar.
Hal bisa memunculkan kepanikan, perasaan takut, stigma, dan informasi keliru tentang perlindungan diri dari penyakit seperti pesan yang beredar tersebut.
"Pesan ini membuat klaim bahwa menghindari es krim dan makanan dingin lainnya, serta serangkaian tindakan lain, dapat membantu mencegah timbulnya penyakit. Hal ini sama sekali tidak benar," ujar Rizky.
UNICEF Indonesia sendiri telah menyediakan Chatbot U-Report yang dapat diakses di Whatsapp.
Chatbot tersebut memberikan informasi akurat seputar corona virus secara resmi.
Masyarakat yang berminat mendapatkan perkembangan informasi mengenai virus corona dapat menyimpan nomor +62-811-9004-567.
Selanjutnya, kirimkan pesan "corona" dan isi data yang dibutuhkan.
Sejumlah menu mengenai informasi virus corona Covid-19 akan muncul setelahnya.
Baca juga: Update Info Corona Indonesia Bisa Diakses di WhatsApp, Ini Infonya!
Melansir dari situs resmi WHO, corona virus merupakan keluarga besar virus yang ditemukan pada hewan dan manusia.
Virus ini menyebabkan penyakit mulai dari flu biasa hingga penyakit yang lebih parah seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
Novel coronavirus (CoV) merupakan virus corona jenis baru yang sebelumnya belum terindektifikasi pada manusia.
Virus corona baru ini disebut 2019-nCoV atau SARS-COV2 sebelumnya tidak terdeteksi sebelum wabah dilaporkan di Wuhan, China, pada Desember 2019.
Virus ini menyebabkan penyakit pernapasan yang dapat ditularkan dari orang ke orang.
Penularan ini biasanya terjadi setelah kontak dekat dengan pasien yang terinfeksi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.