Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Positif Terinfeksi, Indonesia Resmi Masuk Peta Sebaran Virus Corona Global

Kompas.com - 03/03/2020, 08:45 WIB
Retia Kartika Dewi,
Sari Hardiyanto

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Presiden Joko Widodo resmi mengumumkan adanya dua kasus virus corona di Indonesia pada Senin (2/3/2020).

Dalam pengumuman itu, disebutkan dua WNI tersebut sempat kontak dengan WN Jepang yang datang ke Indonesia.

Adapun WN Jepang itu terdeteksi virus corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia.

Adanya kasus corona tersebut, membuat Indonesia masuk dalam peta persebaran virus corona jenis baru atau Covid-19, Coronavirus COVID-19 Global Cases by John Hopkins CSSE.

Peta sebaran tersebut dapat diakses di sini.

Baca juga: Terdeteksi di Indonesia, Berikut Gejala dan Pencegahan Virus Corona

Apabila kita membuka link tersebut, maka akan muncul peta Indonesia dengan titik merah yang terletak di wilayah Indonesia.

Saat di-klik titik merah tersebut, muncul informasi yang menjelaskan bahwa Indonesia terkonfirmasi ada 2 kasus virus corona, 0 kematian, 0 sembuh (dari virus corona), dan yang masih terdampak 2 kasus.

Tak hanya itu, masuknya Indonesia dalam peta sebaran Covid-19 juga menambah daftar jumlah negara yang terdampak virus corona di dunia.

Per Selasa, (3/3/2020) total ada 66 negara yang terdampak virus corona, yakni China, Korea Selatan, Italia, Iran, Jepang, Perancis, Singapura, AS, Spanyol, Jerman, Kuwait, Thailand, Taiwan, Bahrain, dan Inggris.

Kemudian ada Malaysia, Australia, Uni Emirat Arab (UEA), Kanada, Irak, Norwegia, Vietnam, Swedia, Belanda, Swiss, Kroasia, Mesir, Lebanon, Finlandia, Oman, Austria, Israel, Indonesia dan lainnya hingga yang kasus terbaru berada di negara Arab Saudi.

Sementara itu, penyebaran virus corona saat ini telah mencapai lebih dari 90.000 kasus di dunia.

Tercatat, sebanyak 3.116 orang dilaporkan meninggal dunia dan 47.888 orang sembuh dari virus corona.

Baca juga: Indonesia Positif Corona, Efektifkah Penggunaan Suplemen untuk Pencegahan?

Imbauan agar tidak panik

Saat dikonfirmasi adanya infeksi virus corona di Indonesia, pihak Istana mengimbau masyarakat untuk tidak panik dan tetap waspada.

Selain itu, masyarakat juga perlu mengetahui gejala yang paling umum terjadi di antara pasien yang terpapar corona.

Adapun gejala yang paling umum terjadi yakni demam yang disertai suhu tinggi, mengalami kelelahan dan batuk kering, mengalami nyeri otot, dan kesulitan bernapas.

Sementara itu, seorang ahli epidemiologi di Universitas of Texas Lauren Ancel Meyers menyampaikan, pasien dengan virus corona dimungkinkan tidak menunjukkan gejala selama lima hari atau lebih.

Tetapi, saat gejala muncul dapat menyerupai pneumonia.

Perbedaan kentara dari Covid-19 dengan pneumonia adalah Covid-19 dapat memburuk dari waktu ke waktu.

Baca juga: Berikut Cara Penggunaan Masker yang Benar untuk Mencegah Penularan Virus Corona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Jadwal Timnas Indonesia di Semifinal Piala Asia U23: Senin 29 April 2024 Pukul 21.00 WIB

Tren
Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Duduk Perkara Kemenkop-UKM Imbau Warung Madura Tak Buka 24 Jam

Tren
Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Benarkah Pengobatan Gigitan Ular Peliharaan Tak Ditanggung BPJS Kesehatan?

Tren
Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Arkeolog Temukan Buah Ceri yang Tersimpan Utuh Dalam Botol Kaca Selama 250 Tahun

Tren
Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Beroperasi Mulai 1 Mei 2024, KA Lodaya Gunakan Rangkaian Ekonomi New Generation Stainless Steel

Tren
Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Pindah Haluan, Surya Paloh Buka-bukaan Alasan Dukung Prabowo-Gibran

Tren
3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

3 Skenario Timnas Indonesia U23 Bisa Lolos ke Olimpiade Paris

Tren
Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Hak Angket Masih Disuarakan Usai Putusan MK, Apa Dampaknya untuk Hasil Pilpres?

Tren
Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Daftar Cagub DKI Jakarta yang Berpotensi Diusung PDI-P, Ada Ahok dan Tri Rismaharini

Tren
'Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... '

"Saya Bisa Bawa Kalian ke Final, Jadi Percayalah dan Ikuti Saya... "

Tren
Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Thailand Alami Gelombang Panas, Akankah Terjadi di Indonesia?

Tren
Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain'

Sehari 100 Kali Telepon Pacarnya, Remaja Ini Didiagnosis “Love Brain"

Tren
Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Warganet Sebut Ramadhan Tahun 2030 Bisa Terjadi 2 Kali, Ini Kata BRIN

Tren
Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Lampung Dicap Tak Aman karena Rawan Begal, Polda: Aman Terkendali

Tren
Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Diskon Tiket KAI Khusus 15 Kampus, Bisakah untuk Mahasiswa Aktif?

Tren
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com