Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kakeknya Meninggal, Anak Umur 6 Tahun Hanya Makan Biskuit karena Isolasi Virus Corona

Kompas.com - 27/02/2020, 06:15 WIB
Vina Fadhrotul Mukaromah,
Virdita Rizki Ratriani

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Seorang anak laki-laki di Provinsi Hubei menjadi saksi kematian kakeknya dan tetap tinggal di dalam rumah yang sama seorang diri setelahnya karena isolasi virus corona.

Berita tentang anak ini pun menimbulkan kemarahan para masyarakat yang terlihat dari respons online.

Di Distrik Zhangwan, Kota Shiyan, yang mengimplementasikan "pengendalian perang" untuk mencegah penyebaran virus, pekerja komunitas lokal menemukan seorang laki-laki tua bernama Tan meninggal pada Senin (24/2/2020) sore.

Menurut Wakil Deputi Direktur Departemen Publikasi Distrik Zhangwan, Guo Ruibing, cucu laki-lakinya yang baru berusia sekitar lima hingga enam tahun, juga berada di rumah tersebut.

Baca juga: Wishnutama Bangga Peserta Java Jazz Makin Banyak di Tengah Isu Virus Corona

Karena isolasi

Melansir The Guardian, pihak berwenang belum mengonfirmasi detail yang tersebar di internet. Detail tersebut menyebutkan bahwa kakek ini telah meninggal beberapa hari sebelumnya dan cucunya hanya bertahan dengan biskuit. 

Ketika ditanya oleh pekerja komunitas, anak tersebut mengaku tidak mencari bantuan karena kakeknya.

"Kakek bilang tidak boleh pergi. Ada virus di luar," kata anak tersebut. 

Guo mengatakan kepada media setempat bahwa tidak mungkin Tan telah meninggal beberapa hari sebelumnya. 

Selama langkah isolasi diberlakukan, di mana penduduk tidak dapat meninggalkan rumahnya, pekerja komunitas telah melakukan kunjungan harian untuk memerisksa penduduk, suhu tubuh, hingga apabila mereka membutuhkan makanan.

Menurut Guo, waktu dan penyebab kematian Tan masih diinvestigasi. Ia mengatakan bahwa cucu Tan telah diurus berdasarkan prosedur oleh distrik.

Ayah anak ini berada di Provinsi Guangxi dan karena isolasi yang diberlakukan, ia tidak dapat kembali ke rumah. 

Saat ditanya terkait dengan suhu tubuh Tan sebelum meninggal, Guo mengungkapkan bahwa suhunya normal.

Baca juga: Pasien Suspect Corona Meninggal di RSUP Kariadi Semarang: Jenazah Dibungkus Plastik

Banjir kritik

Berita ini kemudian dibanjiri oleh kritikan, yang salah satunya menggarisbawahi ketidakpercayaan publik.

Berikut adalah beberapa komentar yang diunggah para penduduk di media sosial China, Weibo:

"Mengapa mereka selalu melakukan pekerjaan buruk seperti "menghilangkan rumor'?"

"Pemerintah selalu mengatakan "tidak mungkin" atau "pasti" tetapi siapa yang mempercayaimu?"

"Pelajaran dari Wuhan adalah kamu tidak dapat mempercayai mereka. Kamu hanya dapat mempercayai dirimu sendiri"

Baca juga: Benarkah Virus Corona Bertahan hingga 9 Hari di Benda Mati? Ini Penjelasannya

Sebelumnya, di awal bulan ini, distrik Zhangwan merupakan yang pertama mengimplementasikan secara resmi "waktu perang" dan langkah karantina sebagai respons terhadap wabah virus corona yang muncul di dekat Wuhan, ibu kota Provinsi Hubei. 

Perumahan penduduk dan komersil di Zhangwan pun diisolasi dan tidak ada mobil dari luar yang diperbolehkan masuk. Hanya para pekerja kesehatan dan penyedia kebutuhan pokok yang dapat keluar ke jalan, diawasi oleh petugas keamanan publik.

Komite lokal distrik adalah pihak yang mengatur makanan dan obat-obatan untuk penduduk. Mereka yang melanggar peraturan akan ditahan. 

Baca juga: Kasus Virus Corona Spanyol: Ditemukan di Madrid dan Barcelona

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com