Zhong mengatakan penggunaan kloroquin fosfat, obat malaria yang sudah ditemukan 80 tahun lalu, perlu diteliti lebih lanjut.
Beberapa pasien corona yang diberikan obat tersebut pulih sehari lebih cepat daripada mereka yang tidak mendapatkannya.
Akan tetapi, penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan apakah itu akan membantu penyembuhan infeksi corona.
"Sejumlah pasien yang menjalani observasi klinis dinyatakan bebas dari virus dalam waktu 15 hari. Gejala demam dan virus hilang sehari lebih cepat dibanding mereka yang tidak menggunakan obat tersebut," jelas Zhong.
Baca juga: Virus Corona, Banyak Wisatawan Mancanegara Batalkan Kunjungan Ke Pantai Timang Yogyakarta
Kloroquin fosfat telah diberikan pada 128 pasien di Guangdong, 93 di antaranya telah mengalami peningkatan kondisi, 26 telah dinyatakan sembuh Senin (17/2/2020) siang.
Hal itu disebutkan oleh dokter dari RS Sun Yat-sen di Guangzhou, dr. Jiang Shanping.
Jiang mengatakan pengobatan yang sama akan digunakan di rumah sakit-rumah sakit di Hubei.
Bagaimanapun juga, hingga saat ini belum ada pengobatan atau vaksin yang sepenuhnya terlisensi untuk mengobati infeksi virus corona.
Direktur Umum Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan vaksin pertama mungkin baru akan tersedia dalam 18 bulan ke depan.
Baca juga: Korea Selatan Konfirmasi Lonjakan Kasus Korban Infeksi Virus Corona Sebanyak 50 Persen
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.