Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Angka Kesembuhan Pasien Terinfeksi Virus Corona Terus Meningkat, Apa yang Dilakukan China?

Kompas.com - 17/02/2020, 16:12 WIB
Luthfia Ayu Azanella,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

Sumber Fortune

KOMPAS.com - Setelah menginfeksi lebih dari 60.000 orang di 27 negara dan menyebabkan lebih dari 1.700 orang meninggal dunia, kini mulai banyak pasien yang terinfeksi virus corona dinyatakan sembuh.

Bahkan, angka kesembuhan ini terlihat meningkat jika dipantau dari laman-laman yang menyajikan data wabah corona, salah satunya gisanddata.

Dari data yang ada, pada Sabtu (15/2/2020), jumlah kasus sembuh sebanyak 9.400.

Pada Minggu (16/2/2020) tercatat 10.900 orang terinfeksi dinyatakan sembuh, dan pada hari ini, Senin (17/2/2020), kembali meningkat menjadi lebih dari 11.000 kasus.

Lalu apa yang menyebabkan infeksi corona ini perlahan mulai teratasi?

Dikutip dari The Fortune, Jumat (14/2/2020), China mengklaim pihaknya telah menemukan cara pengobatan untuk virus corona dengan melihat plasma darah dari pasien yang sudah pulih.

Baca juga: Pulang ke Korea, Sutradara Parasite Bong Joon-ho Bicara tentang Virus Corona

Produsen produk medis milik China tengah mengumpulkan plasma dari darah orang-orang yang telah pulih dari infeksi virus corona untuk membantu pasien lain yang masih kritis.

Dari akun resminya di media sosial WeChat, China National Biotec Group Co. telah menggunakan plasma yang mengandung antibodi sangat kuat ini untuk merawat lebih dari 10 pasien parah sejak 8 Februari 2020.

Disebutkan, pasien yang mendapatkan pengobatan ini menunjukkan kondisi yang membaik dalam waktu 24 jam.

Peradangan terpantau menurun, sementara tingkat oksigen di dalam darah diketahui membaik.

Hal ini membuat saham perusahaan pembuat produk darah mengalami peningkatan di lantai bursa.

Misalnya, saham Beijing Tiantan Biological Products Corp, Shanghai RAAS Blood Products Co dan Hualan Biological Engineering Inc. yang melonjak melampaui batas perdagangan harian 10 persen.

Baca juga: Update Terbaru Virus Corona: 1.670 Orang Meninggal Dunia, 69.288 Terinfeksi

Saat ini, para produsen obat dan Pemerintah China berlomba mengembangkan obat untuk virus corona yang sampai saat ini belum diketahui vaksin atau obat paten yang bisa digunakan untuk mengatasinya.

Hal ini dilakukan untuk mencegah virus menyebar lebih luas dan semakin melumpuhkan roda perekonomian negara.

Sebanyak 77 uji klinis juga telah didaftarkan untuk mencari jawaban dan menemukan cara penyembuhan yang paling tepat.

Uji coba klinis pada manusia juga tengah dilakukan dengan sejumlah obat-obatan seperti experimental therapy remdesivir dari Gilead Sciences Inc. dan anti-HIV pill dari AbbVie Inc., Kaletra.

Sejumlah obat antivirus lain dan obat-obatan herbal asal China juga tengah dipelajari untuk mencari potensi yang ada dalam melawan virus yang saat ini menjadi 'musuh' masyarakat dunia ini.

Baca juga: Kisah di Tengah Virus Corona, Terinfeksi hingga Disebut Momen Chernobyl

Hasilkan Antibodi

China National Biotec Group Co. menyampaikan, pasien yang telah pulih dari infeksi virus Cofid-2019, dapat menghasilkan antibodi yang mampu membunuh dan menghilangkan virus.

Temuan ini tentu sangat penting artinya di tengah belum adanya kepastian jenis vaksin atau obat yang bisa digunakan untuk mengatasi infeksi virus yang berasal dari Wuhan, Provinsi Hubei, China ini.

Perusahaan juga meminta pasien yang telah pulih dari virus corona untuk menyumbangkan plasma mereka untuk membantu pengobatan pasien lainnya.

Komisi Kesehatan Nasional China telah memasukkan penggunaan plasma untuk pengobatan infeksi corona, dalam pedoman pengobatan terbarunya.

Baca juga: Seberapa Efektif Termometer Tembak Mendeteksi Suhu Orang dengan Virus Corona?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com