Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Viral Tantangan Berbahaya Skull Breaker Challenge, Ini Imbauan KPAI

Kompas.com - 17/02/2020, 06:13 WIB
Retia Kartika Dewi,
Inggried Dwi Wedhaswary

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) mengeluarkan imbauan terkait viralnya tantangan skull breaker challenge.

Seperti diketahui, dalam sepekan ini, media sosial tengah diramaikan dengan tantangan berbahaya skull breaker challenge.

Tantangan ini viral dengan tanda pagar #skullbreakerchallenge di media sosial Twitter dan aplikasi TikTok.

Skull breaker challenge dilakukan oleh tiga orang yang berjajar dan selanjutnya akan melompat sesuai aba-aba.

Orang yang berada di tengah akan dijegal oleh dua orang di sisi kanan dan kirinya hingga terjatuh dan terjerembab.

Baca juga: Viral Skull Breaker Challenge, Jangan Asal Ikut-ikutan, Bisa Berujung Kematian

Salah satu video viral terkait Skull Breaker Challenge diunggah oleh akun twitter YASA for Road Saefety, @yasalebanon pada Kamis (13/2/2020).

Aksi ini kemudian viral di berbagai negara, dilakukan oleh remaja maupun orang dewasa. Banyak video yang beredar terkait tantangan ini, tak hanya di media sosial tetapi juga di grup-grup percakapan Whatsapp.

Ketua KPAI Susanto mengatakan, KPAI mengimbau kepada masyarakat Indonesia agar tidak ikut melakukan tantangan viral tersebut.

"Ini merupakan permainan berbahaya. Kami berharap orangtua dan guru waspada serta menjelaskan dan meyakinkan kepada anak agar tidak melakukan segala bentuk permainan berbahaya, termasuk yang saat ini sudah viral," ujar Susanto saat dihubungi Kompas.com pada Minggu (16/2/2020).

Baca juga: Viral Bintik Putih pada Ikan Lele Disebut Mengandung Cacing, Benarkah?

Untuk mencegah penyebaran video semakin meluas, Susanto meminta Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) agar memblokir konten negatif tersebut.

"Kami meminta Kemkominfo melakukan langkah sesuai kewenangannya, blokir konten negatif tersebut agar anak Indonesia tidak meniru permainan dimaksud," lanjut dia.

Pengawasan orangtua

Sementara itu, Komisioner KPAI Bidang Sosial dan Anak, Susianah, menilai, tantangan tersebut sangat berbahaya jika ditiru oleh anak-anak. 

"Meski belum ada pengaduan terkait korban challenge, namun video ini sudah sangat meresahkan orangtua karena beredar luas melalui WA Grup di masyarakat," ujar Susianah saat dihubungi secara terpisah, Minggu sore.

Oleh karena itu, Susianah mengimbau kepada masyarakat, khususnya lingkup keluarga untuk menjaga dan mengawasi putra-putrinya agar tidak ikut-ikut melakukan skull breaker challenge.

"Keluarga harus memberikan pengasuhan yang baik, mengedukasi dan menyosialisasikan kegiatan-kegiatan yang dapat menumbuhkembangkan bakat anak," ujar Susianah.

Baca juga: Viral Gedung Mal di Jogja Disebut Ikut Bergoyang Saat Konser, Ini Penjelasannya

Selain itu, lanjut dia, orangtua juga harus mendampingi anak-anaknya agar si anak tidak mudah ikut-ikutan oleh trending yang saat ini tengah viral.

Perangkat pemerintahan baik pusat maupun daerah, tokoh masyarakat, dan lembaga pendidikan, menurut Susianah, juga harus melakukan tindakan pencegahan terhadap aksi kekerasan apa pun alasannya.

"Challenge ini adalah bentuk kekerasan yang membahayakan anak. Tulang belakang anak yang masih lunak sangat rentan patah jika ikut chaleenge ini," kata Susianah.

Tantangan ini juga dinilai akan berakibat fatal hingga berujung kematian karena risiko yang bisa terjadi saat seseorang terjatuh.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com