KOMPAS.com - Petugas keamanan di sebuah rumah sakit terkenal di Guangzhou Selatan, China memutuskan untuk mengurangi minum agar dapat menekan frekuensi buang air ke kamar kecil.
Memang tidak ada hubungannya, antara sedikit minum dengan wabah virus corona yang sejauh ini sudah menewaskan lebih dari 800 orang di China itu.
Namun, upaya itu dilakukan Wang Xiangfan (22) untuk tujuan tertentu. Ia ingin menghemat pakaian pelindung yang ketersediaannya sangat terbatas di tengah wabah virus corona ini.
Setiap petugas di rumah sakit yang mengenakan pakaian tersebut diwajibkan menggantinya setiap kali buang air dan menggunakan kamar kecil.
Ini wajib dilakukan untuk meminimalisir terjadinya infeksi di tengah kondisi kerja yang sangat riskan terhadap virus.
"Saya mencoba untuk minum lebih sedikit air menghindari pergi ke kamar mandi. Para dokter dan perawat adalah orang yang paling membutuhkan pakaian ini. Saya tidak ingin membuang-buangnya," kata dia.
Baca juga: 813 Orang Meninggal dalam Dua Bulan, Jumlah Kematian akibat Virus Corona Lampaui SARS
Wang mengaku sudah diminta oleh orangtuanya untuk meninggalkan pekerjaannya sebagai petugas keamanan di rumah sakit, karena sangat berisiko.
Namun ia tetap menekuni profesi sebagai petugas keamanan dan membantu warga selama masih mewabahnya virus corona.
A security guard working at a #Guangzhou hospital amid the #CoronavirusOutbreak says he drinks less water to avoid using the bathroom so he doesn't have to change into a new protective suit every time he gets out, as medical staff need the gear the most.
Here is his story. pic.twitter.com/93G6HLwLbn
— CGTN (@CGTNOfficial) February 9, 2020
Upaya yang sama tidak hanya dilakukan oleh Wang, namun juga seorang petugas kebersihan, Chen Taomei (66) yang telah bekerja selama lebih dari 10 tahun di rumah sakit.
Dia juga memahami dilema para pekerja yang ada di wilayah rumah sakit di tengah wabah virus corona ini.
"Keluarga besar saya sudah melarang. Saya katakan pada mereka, saya tidak bisa mundur di momen krisis seperti ini. Begitu banyak orang sedang membutuhkan bantuan," ujarnya penuh keyakinan sembari menangis.
"Saya tidak takut terhadap apapun. Saya hanya berpikir kita harus menang melawan epidemik ini. Kamu tahu, kita sudah menang melawan SARS, kita juga akan menang kali ini!" lanjutnya.
Baca juga: Cara China Bangkit di Tengah Wabah Corona: Dari Video Kentut hingga Nyanyian Jackie Chan dkk
Sampai dengan Minggu (9/2/2020), jumlah kematian karena virus corona masih terus meningkat.
Dilaporkan ada 811 kasus kematian karena virus corona di China.
Sementara data yang dikumpulkan John Hopkins University tercatat 37.525 kasus positif infeksi virus corona di seluruh dunia.
Adapun jumlah orang yang sembuh juga terus meningkat yaitu 2.689.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.