Akan tetapi, terdapat lumpur di ujung landasan pacu yang memperlambat laju pesawat pada titik kritis untuk lepas landas.
Hal ini mengakibatkan pesawat tersebut tak bisa mendapatkan daya angkat yang cukup untuk terbang.
Meski penyelidikan itu tak membuktikan pilot telah melakukan kelalaian, tapi jaksa penuntut Jerman tak membebaskan kapten pesawat sampai 1968.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Facebook Diluncurkan, Bagaimana Kisah Awalnya?
MH Samsul Hadi dalam artikelnya berjudul "Kilas Balik: Muenchen 1958, Memori Kelam MU" yang dimuat dalam Harian Kompas, 18 Juli 2009, menuliskan tragedi tersebut terjadi ketika skuad MU disebut yang paling solid dan kuat di Eropa.
Setahun sebelumnya, mereka menjadi tim Inggris pertama yang tampil di ajang kasta tertinggi Eropa dan berhasil menembus semi final.
Selain itu, MU juga menjadi juara Divisi Utama Liga Inggris selama dua musim beruntun. Tak heran jika MU menjadi favorit juara Eropa pada 1958.
Akan tetapi tragedi tersebut membuat kondisi MU berbalik 180 derajat.
Dengan kehilangan separuh skuadnya, langkah MU di Piala Eropa harus terhenti di semi final setelah kalah dari AC Milan.
Klub berjuluk Setan Merah itu juga gagal meraih juara Liga Inggris ketiga kalinya secara beruntun setelah tercecer di peringkat sembilan.
Melihat situasi itu, Presiden klub Red Star Belgrade mengusulkan gelar juara kehormatan Piala Eropa 1958 kepada MU.
Bahkan, koran Yugoslavia mengajukan usulan agar trofi Piala Eropa diberi nama "Manchester United Cup".
Simpati juga datang dari Ratu Inggris Elizabeth dan dari banyak negara, seperti Kerajaan Spanyol dan Hongaria, Kanselir Konrad Adenauer (Jerman), Presiden Tito (Yugoslavia), Raja Swedia, dan Paus.
Untuk mengenang tragedi Munich, penyanyi Morrissey mengabadikannya dalam sebuah lagunya berjudul "Munich Air Disaster 1958" yang dirilis pada 2004.
Baca juga: Hari Ini dalam Sejarah: Kelahiran Bayi Pertama Hasil Transfer Embrio
Tragedi itu dinilai justru menjadi titik awal dari kesuksesan MU sebagai salah satu tim terbaik di dunia.
Busby, pelatih yang menderita luka serius dalam "Tragedi Muenchen" dan selamat, sejak awal 1960-an mulai membangun MU.